Memahami Penerapan Sistem Kurs Valuta Asing

marketeers article
Ilustrasi. (Foto: 123RF)

Valuta asing bukan lagi istilah baru bagi banyak orang, khususnya yang sering melakukan perjalanan atau berbisnis ke luar negeri. Namun, nyatanya valuta asing bukan hanya mata uang yang bisa dibelanjakan tetapi juga bisa digunakan sebagai investasi.

Untuk menjadikannya investasi yang menguntungkan, investor perlu memahami pergerakan dan kurs di pasarnya. Kurs valuta asing merupakan harga dari mata uang domestik terhadap mata uang lain. 

Tujuannya adalah membandingkan satu mata uang dengan yang lainnya untuk menunjukkan nilai relatif. Dapat pula dikatakan, nilai tukar ini merupakan harga dari satu mata uang. 

Kurs ini dapat berubah karena beberapa faktor mulai dari ekonomi, politik hingga psikologi.

BACA JUGA: Valas Adalah: Arti, Fungsi, dan Jenisnya

Faktor ekonomi yang mampu memengaruhi antara lain inflasi, keseimbangan perdagangan, atau kebijakan pemerintah. Dari sisi politik, yaitu berbagai konflik politik, sedangkan faktor psikologi biasanya datang dari para partisipan yang terlibat di pertukaran asing ini.

Sistem Kurs

Ada tiga tipe sistem kurs yang berdampak pada pasar valuta asing, masing-masing yaitu:

1. Sistem Kurs Tetap

Sistem nilai tukar ini ditentukan oleh pemerintah atau bank sentral dan tidak bergantung pada kekuatan pasar. Karena itu, kurs mata uang akan bersifat tetap mengikuti aturan yang telah dibuat.

Agar kestabilan kurs mata uang ini terjaga, maka bank sentral atau pemerintah akan membeli valuta asing pada saat kurs meningkat dan akan dijual ketika kurs turun. Proses ini dikenal sebagai pegging.

Keunggulan sistem ini adalah memastikan nilai mata uang terjaga dari fluktuasi pasar dan membantu menjaga kestabilan ekonomi. Sementara itu, kekurangannya adalah pemerintah mungkin tidak memiliki fleksibilitas untuk bangkit jika terjadi guncangan ekonomi.

BACA JUGA: Stabilitas Ekonomi Diperkuat dengan Diversifikasi Mata Uang

2. Sistem Kurs Mengambang

Sistem kurs ini seringkali disebut sistem fleksibel. Pasalnya, bergantung pada kekuatan pasar suplai dan permintaan. 

Nilai tukar valuta asing akan terus berubah di sistem ini. Selain itu, tidak ada intervensi dari bank sentral atau pemerintah dalam sistem tersebut.  

Keunggulan dari sistem ini ada jika terjadi kekurangan atau kelebihan neraca pembayaran akan secara otomatis diperbaiki. Sementara itu, risiko yang harus dihadapi dalam sistem tersebut adalah menurunnya minat perdagangan internasional dan investasi asing.

3. Sistem Kurs Mengambang Terkendali

Sistem ini merupakan gabungan dari sistem kurs tetap dan mengambang. Di sini, pemerintah melalui bank sentral dapat mengintervensi atau berpartisipasi dalam pembelian atau penjualan valuta asing.

Namun, baik pemerintah maupun pasar valuta asing berhak menentukan nilai tukar. Mekanismenya diserahkan ke pasar namun pergerakan harga dikontrol oleh pemerintah. 

Dengan demikian diharapkan kenaikan atau penurunan harga dapat terjaga baik.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related