Memahami Strategi untuk Membangun Bisnis yang Sukses

marketeers article
CMC X Elizabeth at Universitas Airlangga. Foto: Marketeers

Mencapai kesuksesan dalam bisnis tidak datang dengan mudah. Diperlukan perencanaan strategis yang kuat, komunikasi yang efektif, dan operasi yang baik. 

Dengan menerapkan strategi yang tepat, seperti di era ini dengan penerapan teknologi yang relevan, hingga pengembangan strategi pemasaran yang efektif, bisnis dapat berkembang dan sukses dalam jangka panjang.

Sebagai bentuk dedikasi dalam memperkaya wawasan mahasiswa seputar dunia pemasaran, khususnya terkait local pride, Campus Marketeers Club (CMC) mengadakan kerja sama dengan merek fesyen lokal, Elizabeth, untuk menggelar roadshow di empat kota di Indonesia.

Salah satu pemberhentian spesialnya adalah Universitas Airlangga, dengan kolaborasi bersama Himpunan Mahasiswa Manajemen Pemasaran Vokasi UNAIR, Himpunan Mahasiswa Manajemen Perkantoran Digital Vokasi UNAIR, dan Fakultas Vokasi UNAIR. Di pemberhentian ini, CMC mengusung tema “Level Up Your Business: Taking Your Business To The Next Level”.

Sebelum masuk ke pembahasan mengenai pengembangan, A Mufid Wahyudi, Presiden dan CEO Asia Council for Small Business (ACSB) menyampaikan sebelum memulai bisnis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat strategic plan. Ini bukan hanya tentang menghasilkan produk atau layanan yang baik, tetapi juga untuk siapa dibuat.

Rencana strategis ini terdiri dari visi yang jelas. Visi tersebut harus menjelaskan tujuan jangka panjang bisnis. 

Dari visi tersebut, kemudian dikembangkan menjadi misi untuk mencapai visi tersebut. Selain itu, tentukan core value bisnis, yakni nilai-nilai apa yang ingin ditawarkan kepada pelanggan.

“Anda dapat menetapkan tujuan bisnis setelah itu. Ini akan membantu dalam menciptakan brand DNA yang unik. Brand DNA adalah identitas merek Anda. Dari situ, dibuat yang namanya overall positioning. Lalu, ada yang namanya functional benefit, emotional benefit, brand character, dan brand promise. Intinya, setiap merek harus berbeda dari yang lainnya,” ujar Mufid.

BACA JUGA: Diversifikasi Produk Jadi Strategi Pengembangan Bisnis Momogi Setelah 20 Tahun

Setelah merek tersebut akhirnya dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat strategi bisnis. Pertama, menentukan segmentasi. 

“Lalu, buatlah competitor mapping. Identifikasi pesaing Anda, baik yang langsung maupun tidak langsung. Pemahaman yang kuat tentang kompetitor akan membantu Anda merencanakan strategi untuk mengungguli mereka,“ katanya.

Selesai membuat strategi bisnis, langkah selanjutnya adalah menentukan diferensiasi. Lalu, menentukan communication strategy. 

Ini adalah cara merek berinteraksi dengan pelanggannya. Mencakup medium seperti iklan, media sosial, dan kampanye pemasaran. 

Setelah selesai menentukan communication strategy, langkah selanjutnya adalah operasi yang kuat, sebab ini merupakan fondasi bisnis yang sukses.

Memahami Perilaku Pelanggan

Dalam era digital yang terus berubah, memahami perilaku pelanggan dan menyesuaikan strategi pemasaran juga merupakan kunci kesuksesan bisnis. Marthani, COO Marketeers menyampaikan perilaku pelanggan dalam era digital sangat berbeda dengan zaman dulu. 

Dahulu, pelanggan hanya membeli produk dan mungkin akan memesan lagi pada masa mendatang. Namun, saat ini, pelanggan berbagi pengalaman mereka secara aktif di media sosial dan platform digital lainnya.

“Mereka akan membicarakan produk, berbagi ulasan, dan bahkan merekomendasikan kepada teman-teman mereka. Sering kali orang berbagi pengalaman dalam bentuk ulasan produk atau layanan di e-commerce dan media sosial, meskipun mungkin mereka tidak selalu membelinya,“ ujar Marthani.

Perjalanan pelanggan dalam era digital dimulai dengan aware, yaitu ketika orang tahu tentang produk atau layanan. Kemudian, mereka mulai tertarik (appeal) dan mencari informasi (ask). 

Di sini, pelanggan mulai mencari tahu lebih banyak, meminta saran dari teman, dan membaca ulasan. Fase selanjutnya adalah fase pembelian (act), yang mana pelanggan sekarang memiliki berbagai opsi untuk membeli, baik melalui toko fisik maupun daring.

“Penting untuk memahami di mana pelanggan Anda berada dalam perjalanan mereka dan bagaimana mereka mencari informasi. Di era digital, Anda juga harus berhati-hati dalam memahami preferensi pelanggan terkait platform belanja. Tidak semua pelanggan harus membeli melalui e-commerce atau marketplace, karena beberapa mungkin lebih suka berkomunikasi melalui pesan atau toko fisik,“ ucap Marthani.

Selain itu, penting untuk melihat lingkungan bisnis yang terus berubah. Tidak hanya itu, penggunaan teknologi juga mengubah cara orang berinteraksi dengan pelanggan. 

Namun, harus ada keseimbangan antara teknologi dan pelayanan manusia dalam melayani pelanggan.

Belajar dari Elizabeth

Salah satu merek yang telah bertahan dan berkembang selama lebih dari enam dekade adalah Elizabeth. Merek ini telah tumbuh selama bertahun-tahun dan berhasil menavigasi tantangan-tantangan di industri fesyen yang kompetitif. 

Vernalyn Subali, Head of Designer Elizabeth menjelaskan merek ini mengandalkan tiga pilar utama untuk pengembangan bisnisnya.

BACA JUGA: Memahami Local Pride dalam Membentuk Merek yang Menggoda

Pertama, diversifikasi produk. Elizabeth mengkaji pasar dan melakukan penelitian yang mendalam sebelum merancang produk baru untuk memastikan produk yang dibuat sesuai dengan selera pelanggan Indonesia. Kedua, ekspansi. 

“Kami telah mendirikan 90 toko yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk di kota-kota kecil. Hal ini untuk memastikan produk kami mudah diakses oleh masyarakat di berbagai wilayah,” kata Vernalyn.

Ketiga, berkolaborasi. Merek ini sering kali berkolaborasi dengan brand lain, mengadakan acara-acara khusus dan melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan brand awareness.

Selama lebih dari 60 tahun merek ini berhasil bertahan di dunia fesyen lantaran tiga faktor utama, yakni desainnya yang mengusung local pride dan berkualitas tetapi dengan harga yang terjangkau, hingga membangun komunitas yang kuat dengan menghadirkan berbagai kegiatan.

Selain itu, merek tersebut juga beradaptasi dalam hal strategi pemasaran yang lebih relevan. Salah satu hal yang dilakukan adalah mengembangkan situs web dan aplikasi. 

“Kami juga memanfaatkan iklan di media sosial untuk mencapai audiens yang lebih luas dan memasarkan produk secara efektif,” kata Vernalyn.

Meskipun telah mencapai kesuksesan, Elizabeth juga menghadapi beberapa tantangan, seperti persaingan yang ketat dengan merek-merek baru yang terus muncul, perubahan perilaku pelanggan yang cenderung berbelanja secara daring, dan inflasi yang memengaruhi harga bahan baku dan produksi. Namun demikian, mereka telah mengatasi tantangan besar, berfokus pada kualitas dan inovasi, serta membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related