Mengenal Election Stress Disorder, Gangguan Kecemasan Jelang Pilpres

marketeers article
Ilustrasi seseorang mengalmi election stress disorder. (Sumber: 123rf)

Riuhnya berita perihal pemilihan presiden (pilpres) 2024 di media sosial secara tak langsung berdampak pada kondisi mental masyarakat. Fenomena ini disebut dengan election stress disorder, apa itu?

Seperti diketahui, ajang Pemilihan Presiden Republik Indonesia sudah semakin dekat. Informasi mengenai masing-masing calon presiden pun beredar di media sosial. Namun hal ini justru membuat masyarakat menjadi stres dan semakin bingung menentukan pilihan.

Kondisi ini disebut juga dengan election stress disorder. Melansir dari laman Betterhelp, yang dikutip pada Rabu (10/1/2024), election stress disorder merupakan suatu kondisi kecemasan yang dialami oleh banyak orang karena situasi politik yang memanas menjelang pemilihan.

Istilah ini dicetuskan pertama kali oleh psikolog Steven Stosny pada tahun 2016. Kala itu, ia merasa kewalahan dengan banyaknya keluhan pasien yang terganggu oleh berita seputar pemilu di Amerika Serikat.

Perlu diketahui, election stress disorder sendiri bukan sebuah diagnosis medis. Melainkan, suatu fenomena yang biasa terjadi di berbagai negara jelang pemilihan umum.

BACA JUGA “Nazar Pemilu” Trending di X, Apa Maknanya?

Terdapat beberapa faktor pemicu masyarakat mengalami election stress disorder, berikut ulasan selengkapnya:

1. Media sosial dan berita

Informasi dari media sosial dan platform berita online terus berjalan tanpa henti selama 24 jam. Ketika ada pemilihan presiden, berita terus-menerus memberikan laporannya dari waktu ke waktu. Laporan dan diskusi ini sering kali muncul di internet dan media sosial.

Banyaknya informasi mengenai pemilu yang diterima oleh masyarakat dari berbagai sudut pandang berisiko mengakibatkan seseorang mengalami stres.

2. Paparan sosial

Bahkan individu yang tidak mengambil bagian dalam politik dapat terpengaruh oleh iklim politik yang penuh tekanan ketika teman, keluarga, dan rekan kerja mendiskusikan pemikiran mereka di tempat kerja, rumah, dan sekolah.

Situasi ini membuat kesadaran publik pada pemilihan umum semakin tinggi. Sekalipun seseorang mencoba menghindari berita atau media sosial selama musim pemilu, tetap saja mungkin terpapar oleh orang lain.

BACA JUGA Ganjar-Mahfud Buka Donasi untuk Kampanye, Apa Alasannya?

3. Kekhawatiran terhadap masa depan negara

Berikutnya, election stress disorder juga semakin menyeruak karena meningkatnya kekhawatiran masyarakat pada masa depan negara.

Hal ini berkaitan dengan kebijakan yang akan diusung oleh calon presiden, karena akan berdampak pada kehidupan masyarakat untuk beberapa tahun kemudian dan masa depan bangsa.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related