Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diderita Ruben Onsu

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Ruben Onsu menghebohkan jagat maya karena dilarikan ke rumah sakit tanpa sepengetahuan keluarga pada Sabtu (18/5/2024). Belum diketahui pasti penyebab dirinya mendapat perawatan, namun suami Sarwendah itu memang memiliki riwayat Empty Sella Syndrome.

Penyakit langka yang diderita Ruben sejak tahun 2022 ini membuatnya sempat dilarikan ke ICU hingga dirawat selama beberapa waktu. Lantas, sebenarnya apa itu Empty Sella Syndrome? Berikut penjelasannya yang dilansir dari Alodokter:

BACA JUGA: Perlukah Mencuci Pembalut Bekas Pakai sebelum Dibuang?

Penyakit Langka yang Menyerang Otak

Empty Sella Syndrome merupakan penyakit langka yang terjadi ketika kelenjar pituitari di dalam otak mengecil atau tertekan. Kondisi ini bisa terjadi karena rongga tempat kelenjar pituitari terisi cairan otak.

Berdasarkan penyebabnya, penyakit langka tersebut terbagi menjadi dua jenis. Pertama adalah Empty Sella Syndrome primer, yang disebabkan oleh kelainan struktur sella turcica sejak lahir sehingga menyebabkan cairan otak bocor serta mengisi dan menekan kelenjar pituitari.

Adapun jenis yang kedua adalah Empty Sella Syndrome sekunder. Ini terjadi karena beberapa kondisi lain yang memicu gangguan di kelenjar pituitari atau sella turcica, seperti tumor otak, cedera kepala, atau hipertensi intrakranial.

BACA JUGA: Mengenal 4 Jenis Penyakit Imunologi dan Neurologi, Sering Tak Terdeteksi

Gejala

Penyakit ini sering kali tidak menimbulkan gejala. Meski demikian, penderitanya bisa mengalami banyak keluhan bila sampai memengaruhi fungsi hormon di dalam tubuh, salah satunya berupa penurunan gairah seks.

Selain itu, penyakit langka ini juga bisa menimbulkan gejala berupa disfungsi ereksi, mudah lelah, menstruasi tak teratur atau berhenti sama sekali, hingga keluar ASI atau cairan serupa dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui.

Pengidapnya juga bisa mengalami peningkatan tekanan di otak, keluar cairan otak dari hidung, sakit kepala, serta papiledema atau gangguan penglihatan akibat saraf mata membengkak karena tekanan di dalam otak.

Pengobatan

Meski kelenjar pituitari menyusut akibat penyakit langka yang satu ini, kelenjar tersebut masih bisa berfungsi secara normal pada kebanyakan penderitanya. Pada kondisi ini, penderita tidak memerlukan pengobatan khusus.

Namun, jika sampai memengaruhi fungsi hormon-hormon di dalam tubuh, dokter akan meresepkan obat pengganti hormon. Dokter juga bisa melakukan operasi jika gangguan sampai menyebabkan cairan otak merembes ke hidung.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS