Dunia cryptocurrency terus berkembang. Hal ini ditandai oleh semakin banyak kemunculan token crypto baru yang dapat mengelola data dalam ekosistem digital. Salah satunya adalah token Grass.
Token ini dapat menggabungkan teknologi blockchain dengan konsep privasi dan kepemilikan data. Hal ini menjadi keunggulan kompetitif yang dibangun oleh Grass untuk membuat banyak investor cryptocurrency tertarik.
Apa itu Grass Crypto?
Dilansir dari lama Pintu, Grass crypto adalah Rollup Data Layer 2 pertama yang dibangun di atas blockchain Solana. Platform ini berfokus pada peningkatan pengembangan AI melalui akuisisi dan pemrosesan data yang efisien.
Grass crypto memanfaatkan jaringan terdistribusi dari node scraping web, yang dioperasikan oleh pengguna internet rumahan, untuk mengumpulkan, membersihkan, dan mengatur data web yang tersedia untuk umum ke dalam set data terstruktur yang penting untuk melatih model AI.
Tulang punggung operasional Grass terdiri dari Validator, Router, dan Grass Node, yang masing-masing memiliki peran penting dalam fungsi sistem.
Validator bertanggung jawab untuk memverifikasi data, Router menjaga aliran data dan konektivitas node, sementara Grass Node memanfaatkan bandwidth yang tidak terpakai untuk mengakses dan mengirimkan data web publik.
Pergerakan Harga Grass
Dilansir dari Coingecko, grafik grass idr memperlihatkan harga Rp 30.150 dengan volume perdagangan harian mencapai US$ 20.462.624 dalam 24 jam terakhir, mengalami penurunan sebesar -39,90% dibandingkan dengan satu hari sebelumnya.
Sementara itu, harga tertinggi yang pernah dicapai oleh Grass adalah US$ 3,89, yang tercatat pada 8 November 2024. Jika dibandingkan dengan harga saat ini maka 52,33% lebih rendah dibandingkan dengan harga tertinggi sepanjang waktu.
Untuk harga terendah yang pernah dicatat untuk Grass adalah US$ 0,655, yang terjadi pada 28 Oktober 2024. Saat ini, harga tersebut 183,27% lebih tinggi dibandingkan dengan harga terendah sepanjang waktu.
BACA JUGA: Short Token Aset Kripto Bisa Jadi Pilihan Saat Pasar Sedang Merah
Tokenomic Grass
Tokenomics Grass dirancang untuk mendukung infrastruktur Layer 2 Data Rollup, dengan fokus pada keberlanjutan, insentif partisipasi, dan pengembangan ekosistem AI yang transparan. Meskipun rincian spesifikasinya mungkin akan berubah, aspek-aspek dasar yang ada kemungkinan mencakup token utilitas yang memiliki berbagai peran dalam ekosistem.
Token ini digunakan untuk transaksi, staking, dan memberikan penghargaan kepada node yang berkontribusi dalam pengumpulan dan validasi data. Selain itu, ada imbalan untuk penyediaan data, di mana node yang mengikis dan memvalidasi data web untuk pelatihan AI akan mendapatkan token Grass.
Dalam mekanisme staking, pemegang token dapat mempertaruhkan token mereka untuk berpartisipasi dalam tata kelola jaringan, menjaga keamanan, dan mendapatkan imbalan dari staking.
Selanjutnya, ada biaya transaksi, di mana sebagian dari transaksi yang diproses oleh Grass, termasuk validasi data dan akses ke dataset, mungkin memerlukan pembayaran menggunakan token Grass, sehingga memastikan permintaan dan utilitas yang berkelanjutan untuk token tersebut.
Tata kelola terdesentralisasi memungkinkan pemegang token Grass untuk memiliki hak suara dalam keputusan dan proposal penting protokol. Selain itu, ada mekanisme pembakaran dan pencetakan untuk mengelola pasokan token dan mendorong ekonomi yang sehat.
Cara Kerja Grass Crypto
Grass crypto memperkenalkan dirinya sebagai pelopor Layer 2 Data Rollup, yang siap membentuk kembali AI dengan menangani masalah krusial terkait asal data.Dengan kemampuan untuk menangani 1 juta transaksi per detik pada blockchain Solana, Grass crypto meningkatkan pemrosesan data AI ke tingkat yang lebih tinggi.
BACA JUGA: TRIV Luncurkan Fitur Crypto Futures, Kini Bisa Trading Long dan Short!
Lebih lanjut, terobosan Grass crypto memungkinkan pengembang AI untuk melacak data pelatihan kembali ke sumbernya dengan kejelasan yang tak tertandingi, memastikan kumpulan data yang bebas dari masalah.
Mengenal Ethereum
Saat ini, terdapat berbagai jenis cryptocurrency yang beredar. Setiap mata uang crypto memiliki fokus yang berbeda-beda. Salah satu yang banyak digunakan untuk investasi adalah Ethereum.
Ethereum adalah token crypto yang mirip dengan Bitcoin karena dapat digunakan dalam transaksi peer-to-peer, serta dapat dibeli dan dijual di bursa dengan nilai spekulatif. Untuk lebih memahami apa itu Ethereum, mari kita lihat penjelasan mengenai definisi dan risikonya dalam investasi berikut ini.
Apa Itu Ethereum?
Ethereum adalah platform perangkat lunak terdesentralisasi yang memungkinkan pengembang untuk membuat dan menjalankan aplikasi berbasis blockchain.
Ethereum dirancang agar pengguna dapat membuat kontrak pintar (smart contract) dan aplikasi terdesentralisasi, di mana mereka dapat menetapkan aturan sesuai keinginan untuk kepemilikan, format transaksi, dan fungsi transisi negara.
Kontrak pintar tidak hanya digunakan untuk pembayaran otomatis, tetapi juga dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pihak yang terlibat. Ethereum memanfaatkan blockchain publik terdesentralisasi untuk menyimpan, melaksanakan, dan melindungi kontrak pintar ini secara kriptografis.
Selain itu, Ethereum dapat digunakan oleh setiap pengembang untuk membuat atau menjalankan aplikasi terdistribusi (DApps) yang memiliki mata uang digital bernama Ether. Informasi penting disajikan secara kronologis.
Meskipun tetap memerlukan validasi transaksi oleh jaringan dalam blockchain, Ethereum dapat diakses oleh siapa saja dengan mengunduh dompet (wallet) sebagai sarana penyimpanan, dan dapat dibuat dalam bentuk kontrak untuk berbagai jenis transaksi dan aplikasi.
Pergerakan harga Ethereum
Dilansir dari Pintu Market, kurs eth hari ini adalah Rp 53.525.521 dengan volume perdagangan harian Ethereum mencapai Rp Rp 594,65 Triliun atau US$ 18.901.576.404 dalam 24 jam terakhir, menunjukkan penurunan sebesar -49,60% dibandingkan satu hari sebelumnya, yang menandakan berkurangnya aktivitas pasar.
Untuk harga Ethereum pernah menorehkan harga tertinggi sepanjang waktu pada 10 November 2021 dengan harga ETH mencapai US$4.878,26. Jika dibandingkan dengan harga saat ini maka 32,69% lebih rendah dibandingkan dengan harga tertinggi yang pernah dicapai.
Sedangkan harga terendah sepanjang waktu untuk Ethereum (ETH) adalah US$ 0,433, yang tercatat pada 20 Oktober 2015 (lebih dari 9 tahun yang lalu). Saat ini, harga Ethereum 758.235,79% lebih tinggi dibandingkan dengan harga terendah yang pernah ada.
Kapitalisasi pasar Ethereum (ETH) saat ini adalah Rp 7.444 triliun atau US$ 394.955.870.942, sehingga ETH berada pada posisi #2 pada mata uang crypto. Kapitalisasi pasar dihitung dengan mengalikan harga token dengan jumlah pasokan token ETH yang beredar, yaitu 120 juta token yang dapat diperdagangkan di pasar saat ini.
Karakteristik Ethereum
Dalam buku Crypto Currency: Terobosan atau Ancaman atas Tatanan Finansial Umum? yang ditulis oleh Dr. Christy Dwita Mariana, karakteristik Ethereum mencakup beberapa poin berikut:
- Uang dan pembayaran dapat diakses sejak awal tanpa perlu perantara.
- Pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka, sehingga tidak ada risiko untuk diintai atau dicuri.
- Akses ke sistem keuangan yang terbuka dan transparan.
- Bersifat netral dengan infrastruktur yang terbuka, tidak dikuasai oleh perusahaan atau individu tertentu.
Bagaimana menurut Anda, apakah investasi token ini masih menarik?