Mengenal Krisis Moneter dan Penyebabnya

marketeers article
Ilustrasi krisis moneter. Sumber gambar: 123rf.

Tahun 1998 menjadi sejarah kelam Indonesia lantaran terjadinya krisis moneter yang berujung pada aksi demonstrasi dan kerusuhan di berbagai kota besar. Imbasnya, Presiden Soeharto dipaksa turun dari jabatannya sebelum masa baktinya selesai.

Lalu, apa itu krisis moneter? Berdasarkan penjelasan ahli ekonomi Frederic S. Mishkin melalui karyanya berjudul Monetary Policy Strategi menyebut krisis moneter adalah sebuah krisis yang berkaitan dengan keuangan suatu negara. Dengan kata lain, kondisi ini menjadi permasalahan finansial yang terjadi pada sebuah negara.

Biasanya, kondisi ini ditandai dengan kondisi keuangan yang tidak stabil. Nilai tukar terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sebagai mata uang acuan dunia terus menurun sehingga terjadi inflasi atau kenaikan harga barang secara tak terkendali.

Pada krisis moneter yang terjadi tahun 1997 hingga puncaknya 1998, kenaikan inflasi mencapai 77,63%. Akibatnya, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutkan terutama yang mengandalkan bahan baku impor.

BACA JUGA: Tertinggi Sejak 1997, Belajar dari Ekonomi Vietnam yang Tumbuh 8,02%

Tak hanya itu, perusahaan yang memiliki utang dengan mata uang dolar AS pun mengalami permasalahan yang sama. Mereka tidak bisa membayar utang kepada perbankan yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.

Faktor Penyebab

Masih dari sumber yang sama, ada berbagai faktor yang menyebabkan sebuah negara terkena krisis moneter. Faktor paling utama adalah adanya ketimpangan produktivitas dan daya serap barang hasil produksi di masyarakat. Ketimpangan alokasi aset maupun faktor produksi yang lemah.

Kemudian, kondisi tersebut diperburuk dengan utang luar negeri swasta yang lebih banyak dengan jangka pendek sehingga menyebabkan situasi moneter tidak konstan. Hal ini biasanya terjadi akibat kebijakan menteri perekonomian maupun perbankan sangat percaya diri dengan utang swasta.

BACA JUGA: Tantangan Ekonomi 2023, Kenaikan Inflasi hingga Capital Outflow

Dari sisi perbankan, negara memiliki kelemahan dalam regulasinya. Adanya kelemahan itu membuat masalah utang swasta eksternal berganti menjadi masalah perbankan dalam negeri baik bank swasta maupun milik negara.

Dari sisi politik juga mampu memengaruhi seberapa besar tingkat masalah ini terjadi di suatu negara. Ketidakjelasan arah politik bisa semakin memperburuk krisis moneter. Bisa juga terjadi sebaliknya, semakin buruk krisis moneter mampu menggoyangkan kondisi perpolitikan dalam negeri.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related