Mengintip Peluang Kerja Gen Z di Era Green Jobs

marketeers article
Ilustrasi peluang kerja Gen Z di era green jobs (Foto: 123rf)

Pemerintah mulai menerapkan kebijakan transisi energi dengan mengedepankan energi terbarukan. Hal ini dianggap mampu membuka peluang green jobs alias lapangan pekerjaan hijau bagi angkatan muda, terutama Gen Z.

Siti Koiromah, Peneliti dari Koaksi Indonesia sepakat dengan pernyataan tersebut. Ia menilai diterapkannya energi terbarukan dapat menciptakan lebih banyak tenaga kerja, mengingat mayoritas penduduk di negeri ini berada di usia produktif.

“Sebanyak 70% penduduk kita berada di usia produktif dan ini memiliki peluang yang sangat besar. Artinya, industri bisa meningkatkan daya saingnya,” katanya dikutip dari laman coaction.id, Selasa (19/9/2023).

Selain kebijakan transisi energi yang digalakkan pemerintah, masyarakat juga mulai menerapkan tren sustainable living. Kebiasaan ini berpotensi menciptakan banyak prospek kerja di bidang sustainability yang dapat menjadi pilihan utama. 

BACA JUGA: Pendaftaran CASN 2023 Dibuka, Kenali Beda Status PNS dan PPPK

Green jobs sendiri merupakan jenis pekerjaan yang mendukung pelestarian lingkungan. International Labour Organization (ILO) mendefinisikannya sebagai sebuah gerakan dari perekonomian dan masyarakat yang lebih berkelanjutan.

Lantas, pekerjaan apa saja yang termasuk green jobs? Merangkum berbagai sumber, berikut ulasannya yang bisa Anda jadikan referensi pula untuk jenjang karier:

Teknisi Kendaraan Listrik

Saat ini, pemerintah tengah gencar mengampanyekan penggunaan kendaraan listrik untuk jangka waktu panjang. Pada 2030, ditargetkan penggunaan kendaraan listrik mencapai 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor.

Karena itulah, teknisi kendaraan listrik menjadi profesi yang cukup menjanjikan pada masa mendatang. Bahkan, sejumlah instansi sudah mulai menggelar pelatihan untuk menekuni pekerjaan tersebut.

Adapun beberapa keterampilan yang mesti dikuasai jika ingin menjadi teknisi kendaraan listrik, antara lain pengetahuan teknik otomotif, elektronika dan sistem listrik, keselamatan listrik, perbaikan dan pemeliharaan baterai, serta pemrograman dan teknologi terkait.

Teknisi Sistem Energi Matahari

Sistem energi matahari alias panel surya dapat menjadi pembangkit listrik mandiri yang lebih hemat dan menjanjikan untuk jangka panjang. Ini berbeda dengan listrik konvensional karena merupakan sumber energi terbarukan yang berasal dari cahaya matahari.

BACA JUGA: Kebutuhan Pekerja Industri Berkompetensi Capai 682 Ribu Orang Setahun

Tenaga listrik konvensional sendiri masih menggunakan bahan bakar fosil yang notabene tak bisa diperbarui. Dengan populasi yang makin meningkat, kebutuhan akan listrik juga bakal meningkat tajam.

Sebab itulah, tak menutup kemungkinan nantinya juga akan berkembang profesi teknisi sistem energi matahari. Jenis pekerjaan ini umumnya bertanggung jawab memantau susunan surya dan generator serta mengatur output dari generator.

Arsitek Ramah Lingkungan

Arsitek sejatinya sudah mulai mengembangkan berbagai konsep bangunan yang lebih ramah lingkungan. Konsep ini bahkan bisa menjadi sebuah solusi untuk menghentikan atau memperlambat kerusakan lingkungan.

Adapun konsep yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan ialah arsitektur hijau (green architecture). Arsitektur hijau merupakan konsep yang mana aspek bangunan cenderung lebih ramah lingkungan.

Selain itu, juga mengurangi pengurangan energi yang berlebih pada penggunaan bangunan. Tujuannya, tentu untuk mengurangi dampak buruk yang merusak lingkungan.

Pengusaha Makanan Organik

Kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat juga makin tinggi. Salah satunya, yang bersumber dari bahan organik alias tidak mengandung bahan kimia dan menyehatkan.

Peluang untuk usaha makanan organik terbilang cukup prospektif untuk ditekuni. Tingginya permintaan makanan sehat menjadikan usaha makanan organik sebagai peluang yang terbilang menguntungkan saat ini.

Itulah sejumlah pekerjaan yang termasuk green jobs yang berpeluang besar pada masa mendatang. Tertarik menekuni salah satunya?

Editor: Ranto Rajagukguk

Related