Menjamah Potensi Sumatera Selatan Jadi Lumbung Pangan dan Energi Dunia

marketeers article
Asian farmers grow rice in the rainy season. They were soaked with water and mud to be prepared for planting. Farmer in thailand.

Persoalan pangan dan energi terus menjadi sorotan dunia dalam beberapa tahun terakhir. Apalagi, di tengah kondisi krisis yang penuh dengan ketidakpastian.

Di satu sisi, tantangan ini menjadi peluang bagi provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) untuk mengisi kebutuhan pangan dan energi dunia dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada.

Menilik potensi Sumsel sebagai lumbung energi dunia, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, wilayah ini menguasai 48,45% cadangan batu bara nasional. Nilai cadangan batu bara Sumsel mencapai 22,4 miliar ton. Sementara, total lahan kelapa sawit di wilayah ini mencapai 1,19 juta Ha atau menjadi yang terbesar dengan produksi CPO mencapai 3,8 juta ton.

Tidak hanya itu, Sumsel juga memiliki cadangan minyak dan gas (migas) dengan jumlah minyak bumi mencapai 812,9 juta barel, dan 19,15 trilium cubic feet gas bumi.

Bicara soal pangan, Sumsel merupakan pusat lumbung pangan beras dengan luas lahan 539 ribu Ha, dan total produksi beras mencapai 2,6 juta ton. Potensi lain terdapat pada sektor perikanan darat dengan luas perairan darat 2,5 juta Ha dan potensi produksi ikan 439 ribu ton.

“Kebutuhan pangan menjadi semakin strategis, apalagi kita merupakan negara dengan jumlah penduduk yang besar. Kita tidak bisa sekadar bergantung pada pasokan dari impor. Hal ini juga terkait erat dengan ketahanan ekonomi. Konsumsi makanan merupakan pangsa pengeluaran terbesar masyarakat,” ungkap Kepala Bank Indonesia Sumatera Selatan Hari Widodo dalam gelaran Government Rountable Series COVID-19: NEW, NEXT, POST edisi ke-14 yang digelar oleh MarkPlus Inc., secara virtual, Kamis (30/07/2020).

Membenahi Ekosistem

Indonesia bisa belajar dari banyak negara yang mengalami the natural resources curse. Ini merupakan istilah yang merujuk pada negara-negara yang dianugerahi kekayaan SDA namun tidak dapat maju. Menurut Hari, kita dapat mempelajari kesalahan-kesalahan apa yang mereka lakukan dari sisi pengelolaan, manajamen, dan lain-lain.

Tidak hanya itu, kita juga bisa belajar dari negara yang minim SDA namun dapat mengelola kebutuhan pangan dengan baik, seperti Belanda.

Authentic Zaandam mills on the water channel in Zaanstad willage. Zaanse Schans Windmills and famous Netherlands canals.

Dengan luas negara yang relatif kecil jika dibandingkan dengan negara sektor pertanian lain, Belanda berhasil menjadi eksportir produk pertanian kedua terbesar di dunia. Hal ini berkat kemampuan Belanda mengatur pertanian dengan pendekatan indsutrialisasi yang memanfaatkan teknologi.

Di Sumsel sendiri, sektor pangan didominasi oleh pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Ada berbagai pekerjaan rumah yang masih harus dibenahi untuk membantu para pelaku UMKM Sumsel naik kelas, antara lain persoalan marketing.

“Marketing menjadi aspek yang harus menjadi perhatian kita semua. Ketika bicara soal marketing, kita bicara soal jaringan. Perlu diakui jika jejaring dari sektor UMKM dan koperasi kita hingga hari ini belum membanggakan. Perlu ada campur tangan pihak lain yang ahli di bidang  tersebut,” ungkap Agus Sutikno, Staf Khusus Gubernur Sulawesi Selatan bidang Ketahanan Pangan.

Meskipun dalam beberapa tahun terakhir pemerintah Sumsel telah memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk membantu UMKM, namun keterlibatan pihak luar diyakini Agus tak kalah penting. Para profesional dapat berbagi pengalaman dan ilmu kepada pelaku UMKM guna mengangkat sektor pangan dan energi di Sumsel.

Tak dipungkiri, peningkatan sektor pangan maupun energi di Sumsel perlu didukung dengan ekosistem yang baik. Berbagai kementerian yang terlibat, pemerintah daerah, pelaku usaha, masyarakat, dan para profesional perlu bergandengan tangan. Hal ini akan berdampak pada iklim investasi yang baik bagi Sumsel.

“Penting bagi kita untuk membentuk ekosistem, regulasi, dan political will dari para pemangku kepentingan untuk berkolaborasi meningkatkan potensi pangan dan energi di Sumsel,” tutup Hari.

Related