Naik 15,95%, Kredit Infrastruktur Bank Mandiri Capai Rp 301,17 Triliun

marketeers article
Ilustrasi kantor Bank Mandiri. (FOTO: Bank Mandiri)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sepanjang tahun 2023 menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 301,17 triliun. Perseroan meraih peningkatan penyaluran kredit sebesar 15,95% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 (year-on-year/yoy) sebesar Rp 260,25 triliun.

Susana Indah Kris Indriati, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri menjelaskan capaian tersebut menggambarkan konsistensi perseroan dalam mempercepat pemerataan ekonomi di Indonesia. Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai sub sektor seperti jalan, transportasi, minyak dan gas bumi (migas) dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi.

BACA JUGA: Kembali Cetak Rekor, Laba Bersih Bank Mandiri di 2023 Naik 33%

Kredit yang disalurkan termasuk untuk pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan jalur kereta api yang telah dimanfaatkan oleh masyarakat. 

“Ini merupakan bentuk komitmen Bank Mandiri untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur tanah air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujar Susana Indah melalui keterangannya, Kamis (15/2/2024).

Menurutnya, penyaluran kredit infrastruktur bank bersandi saham BMRI tersebut paling banyak disalurkan untuk subsektor transportasi yang melonjak 24,79% (yoy) menjadi Rp 78,29 triliun pada penghujung 2023. Lalu, tenaga listrik mengalami peningkatan 18,34% (yoy) menjadi Rp 51,50 triliun.

BACA JUGA: Bank Mandiri Salurkan Social Loan untuk Adira Senilai Rp 250 Miliar

Kemudian, untuk subsektor telematika naik 13,41% (yoy) menjadi Rp 28 triliun pada 2023. Termasuk pula kucuran kredit infrastruktur untuk sektor migas dan energi terbarukan tumbuh 30,33% (yoy) menjadi Rp 27,74 triliun.

Susana Indah melihat peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat ke depannya. Berdasarkan riset tim Bank Mandiri, belanja infrastruktur bakal meningkat pada APBN 2024 sebesar Rp 423,4 triliun atau naik 6% dari outlook APBN 2023 yang sebesar Rp 399,6 triliun.

Selanjutnya, arah kebijakan infrastruktur 2024 akan difokuskan untuk mendukung proyek strategis nasional (PSN) sebagai katalis pertumbuhan ekonomi dalam negeri serta meningkatkan daya saing Indonesia secara berkelanjutan. Adapun target pembangunan infrastruktur mencakup belanja infrastruktur pelayanan dasar seperti transportasi dan konektivitas, pendidikan, dan kesehatan, serta teknologi, informasi, dan komunikasi.

“Ini membuktikan, pembangunan infrastruktur masih dibutuhkan sebagai salah satu mesin pencetak perekonomian yang berkelanjutan kedepannya,” ujarnya.

Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro optimistis penyaluran kredit infrastruktur akan terus tumbuh. Sebab, dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar.

“Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja,” ujar Andry.

Berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri dampak ekonomi proyek infrastruktur yang diprioritaskan pemerintah seperti pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodetabek, kawasan pariwisata dan kawasan industri dengan total nilai proyek Rp 430 triliun berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp 690,5 triliun.

Selain itu, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur. Adapun secara jangka menengah dan panjang, pembangunan infrastruktur juga bisa berdampak positif bagi industri turunannya seperti pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan dan minum, transportasi dan pergudangan hingga industri pengolahan dan properti.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related