Pabrik Baru Polyethylene Bisa Hemat Devisa Rp 8 Triliun

marketeers article

Pembangunan pabrik baru polyethylene milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menurut Menteri Perindustrian Agus Gumiwang berpotensi menghemat devisa hingga Rp 8 triliun. Pasalnya, pendirian pabrik ini akan mensubtitusi impor produk polyethylene dengan volume sebanyak 400 ribu ton per tahun.

Pabrik baru senilai US$ 380 juta ini diharapkan dapat menekan impor yang membebani neraca perdagangan Indonesia. Agus menjelaskan, kebutuhan domestik  akan polyethylene kini mencapai 1,6 juta ton per tahun. Sedangkan, Indonesia baru memiliki pabrik polyethylene yang sudah ada dengan kapasitas total sebesar 780 ribu ton per tahun.

Produk polyethylene umumnya digunakan untuk bahan baku pendukung infrastruktur, pipa air, kabel listrik, kemasan makanan, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.

“Dengan berdirinya pabrik baru polyethylene ini, kita patut berharap bahwa Indonesia akan mampu mensubstitusi impor produk polyethylene dengan volume sebanyak 400 ribu ton per tahun. Hal ini juga akan berpotensi menghemat devisa hingga mencapai Rp 8 triliun dan berpeluang menciptakan lapangan kerja baru di industri plastik hilir sebanyak 17.500-25.000 orang,” papar Agus di Cilegon, Banten, Jumat (06/12/2019).

Sementara, Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra memperkirakan, pabrik baru ini dapat menyerap hingga 25 ribu pekerja lokal, termasuk tenaga kerja ahli seperti engineer.

Pabrik baru tersebut akan memproduksi High Density Polyethylene (HDPE), Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), dan Metallocene LLDPE (mLLDPE).

“Pengerjaan konstruksi sudah 97% pada April 2019 dan akan memulai produksi komersial pada kuartal IV-2019. Kebutuhan akan bahan baku polyethylene di Indonesia meningkat pesat seiring laju pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Erwin.

Ia menambahkan, alasan perusahaan untuk fokus pada peningkatan kapasitas karena dalam rangka memenuhi permintaan domestik. “Pabrik baru ini juga telah mendapatkan kebijakan tax holiday dari pemerintah, kebijakan yang telah menciptakan iklim investasi yang baik,” imbuh Erwin.

Selain peningkatan kapasitas pabrik baru PE, Chandra Asri juga fokus mengembangkan kompleks petrokimia kedua dengan investasi sekitar Rp 60-80 triliun. Pembangunan ini diharapkan selesai pada tahun 2024.

Editor: Sigit Kurniawan

Related