Pangkas Biaya Operasional, Unilever PHK 7.500 Pekerja

marketeers article
Ilustrasi kantor Unilever. Sumber gambar: 123rf.

Unilever, merek produk fast moving consumer good (FMCG) global bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 7.500 pekerja. Upaya ini dilakukan sebagai langkah penghematan biaya operasional perusahaan.

Hein Schumacher, Chief Executive Officer (CEO) Unilever menjelaskan pemangkasan karyawan akan dilakukan pada produk es krimnya, yakni Magnum dan Ben & Jerry’s. Perusahaan juga akan melakukan aksi korporasi dengan memisahkan diri produksi es krim sebagai perusahaan mandiri yang terlepas dari Unilever.

BACA JUGA: Dorong Pemberdayaan Perempuan, Unilever Gandeng Universitas

Schumacher menyebut pemisahan produk es krim menjadi perusahaan terpisah bertujuan menghasilkan pertumbuhan penjualan dasar satu digit dan sedikit peningkatan margin. Sejauh ini, bisnis es krim menyumbang sekitar 16% dari penjualan global Unilever, dan di beberapa negara menyumbang sepertiga atau 40%.

“PHK ini akan berdampak pada sekitar 5,9% tenaga kerja Unilever yang berjumlah sekitar 128 ribu orang,” kata dia dilansir dari Reuters, Kamis (21/3/2024).

BACA JUGA: Unilever Indonesia Tunjuk Benjie Yap sebagai Presiden Direktur

Kendati demikian, Schumacher tak memerinci wilayah mana saja yang akan terkena dampak paling parah dari rencana PHK ini. Hanya saja dia menyebut, setelah melakukan pemisahan diri dengan Unilever akan melakukan penghematan biaya selama tiga tahun ke depan.

Selain bisnis es krim, beberapa produk lain, seperti sabun Dove, Marmite, dan bumbu Hellmann juga akan melakukan langkah penghematan. Selama tiga tahun ke depan, ditargetkan bisa memangkas biaya operasional sebesar 800 Euro atau setara dengan US$ 869 juta.

“Total biaya restrukturisasi diperkirakan sekitar 1,2% dari keseluruhan omzet selama periode tersebut,” ujarnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related