Paradigma Baru, Micro dan Nano Influencer Lebih Efektif?

marketeers article
Sumber: 123RF

Di tengah lautan konten digital yang terus berkembang, persaingan antarmerek semakin memanas. Mereka berlomba untuk menarik perhatian konsumen dan memperkuat kehadiran di media sosial. Salah satu strategi yang seringkali digunakan adalah memanfaatkan influencer.

Tidak jarang kita melihat merek yang menggandeng artis ataupun influencer dengan pengikut jutaan dan terkenal luas (macro atau mega-influencer) untuk mempromosikan merek mereka.

Mereka meyakini bahwa kekuatan influencer besar akan membawa dampak dan keuntungan yang signifikan. Namun, realitas menunjukkan bahwa sukses tidak selalu ditentukan oleh ukuran.

Pemanfaatan Micro dan nano-influencer telah membuka peluang baru bagi merek untuk membangun hubungan yang autentik dan efektif dengan audiens mereka. 

BACA JUGA: Strategi Pemasaran Kreatif Masa Kini: Nano Influencer, Komedi dan Musik

Muhammad Jupaka, seorang Serial Entrepreneur dengan pengalaman luas dalam mengelola berbagai merek, memberikan pandangan yang menarik terkait penggunaan kedua jenis influencer ini dalam strategi pemasaran merek. Menurutnya, perubahan perilaku konsumen, terutama dalam mengonsumsi konten, telah mengubah paradigma ini.

“Dengan munculnya banyak konten kreator dan teknologi yang lebih mudah diakses, penggunaan nano dan micro-influencer menjadi lebih populer. Mereka dianggap lebih autentik dan relevan oleh konsumen karena mampu memberikan konten yang lebih personal dan jujur. Hal ini menjadi kunci sukses dalam membangun engagement yang kuat dan meningkatkan brand awareness,” jelasnya.

BACA JUGA: Survei: Nano Influencer Berdampak Paling Besar ke Pembelian Konsumen

Namun, dengan jumlah yang sangat banyak, merek perlu melakukan riset dan survei yang cermat untuk memastikan bahwa influencer yang dipilih sesuai dengan nilai-nilai merek dan target audiens.

Selain itu, perlu adanya upaya untuk membangun hubungan jangka panjang dengan influencer tersebut agar mereka tetap loyal terhadap merek.

“Merek dapat membentuk komunitas dengan para nano dan micro-influencer melalui edukasi dan personalisasi. Melalui pendekatan yang lebih humanis, mereka dapat menjaga hubungan yang lebih kuat dan memastikan bahwa influencer tersebut menjadi voice of the brand yang autentik,” tambahnya.

Selain itu, penting untuk tetap relevan dan genuine dalam setiap interaksi yang merek lakukan, baik itu dengan influencer maupun konsumen.

Melalui upaya yang tepat dan kerja sama berkelanjutan, nano dan micro-influencer dapat menjadi aset berharga dalam membangun kesadaran merek dan meningkatkan keterlibatan konsumen.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related