Pemerintah Genjot Pembangunan Infrastruktur untuk Dorong Digitalisasi

marketeers article
Omni channel technology of online retail business. Multichannel marketing on social media network platform offer service of internet payment channel, online retail shopping and omni digital app.

Pandemi selama hampir dua tahun memaksa masyarakat beradaptasi dalam banyak hal. Mulai dari kegiatan bekerja, sekolah, bahkan berbelanja. Semua menjadi serba contactless, kegiatan yang biasa dilakukan di luar pun harus dilakukan di dalam rumah.

Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengungkapkan ada sejumlah perubahan yang dirasakan secara masif bergerak ke arah digital. Sehingga pembangunan infrastruktur untuk akses konektivitas kian dibutuhkan.

Beberapa pergerakan yang dilihat pemerintah antara lain pergeseran belanja masyarakat menjadi online, perkembangan pesat bisnis transportasi dan food & beverages, media online pun meningkat perannya dari sisi informasi serta hiburan.

Selain itu, ada pula perkembangan pesat di layanan digital banking. Hal lain yang tidak pernah dibayangkan akan tumbuh cepat adalah telemedicine, konsultasi ke dokter, pendidikan, dan pelatihan yang dilakukan online.

“Belanja digital menjadi gaya hidup baru. Hal tersebut tampak dari kinerja e-commerce Indonesia yang meningkat hingga 282% jika dibandingkan tahun 2015 lalu. Ini menunjukkan peluang ekonomi digital Indonesia untuk tumbuh terus meningkat,” tutur Moeldoko dalam acara Jakarta CMO Club Gathering, Kamis (18/11/2021). 

Ia menambahkan bahwa perkembangan ini diikuti dengan peningkatan trafik internet di Indonesia sebesar 15%-20%. Jika dapat terus dikembangkan ini tidak hanya akan membuat dunia usaha yang mendapatkan keuntungan tetapi secara menyeluruh, perekonomian Indonesia akan ikut maju.

Moeldoko menuturkan ada tiga sektor yang harus dibenahi untuk mendorong perekonomian digital di Indonesia. Pertama, ekosistem digital. “Ekosistem dan infrastruktur digital harus siap. Dan, jika pemerintah berhasil maka peningkatan pendapatan dari transaksi digital bisa tercapai,” pungkasnya.

Kedua, usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Sekitar 36 juta UKM ada di perdagangan digital selama pandemi. Namun, masih banyak UKM yang memiliki keterbatasan untuk ikut di dalam perdagangan tersebut. Sebab itu, UKM harus terus didorong untuk naik kelas.

Ketiga, talenta. Moeldoko menyoroti bahwa SDM Indonesia besar tapi hanya terbatas memenuhi talenta teknis. Hal ini dikarenakan lulusan di kategori STEM terbatas jika dibandingkan dengan negara lain.

“Menyadari hal ini, pemerintah kemudian membangun manajemen talenta nasional. Harapannya, talenta Indonesia diarahkan sedari dini untuk bisa mengasah kemampuannya dengan lebih baik lagi,” tutup Moeldoko.

Related