Pentingnya Up Selling dan Bedanya dengan Cross Selling

marketeers article
Pentingnya Up Selling dan Bedanya dengan Cross Selling (FOTO:123RF)

Up selling adalah strategi pemasaran saat sebuah perusahaan mencoba untuk meyakinkan pelanggan untuk membeli produk yang lebih mahal atau meng-upgrade produk yang sudah dibeli sebelumnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan.

Salah satu contoh up selling yang paling umum adalah ketika sebuah restoran menawarkan pelanggan untuk menambahkan porsi atau menu tambahan. Contoh lainnya adalah ketika sebuah toko gadget menawarkan pelanggan untuk meng-upgrade ke model yang lebih tinggi atau dengan spesifikasi yang lebih baik.

Namun, up selling bukan hanya tentang meningkatkan pendapatan. Dalam banyak kasus, up selling juga memberikan manfaat yang lebih besar kepada pelanggan. 

Misalnya, ketika sebuah perusahaan telepon genggam menawarkan pelanggan untuk meng-upgrade ke paket yang lebih besar, pelanggan dapat memperoleh lebih banyak data, menelepon lebih lama, atau menggunakan fitur lainnya.

BACA JUGA: CFD: Definisi, Pemahaman dan Cara Transaksinya

Akan tetapi, up selling juga memiliki risiko. Jika pelanggan merasa terlalu dipaksa atau tidak merasa mendapatkan nilai tambah yang cukup, mereka mungkin tidak ingin membeli produk atau jasa tambahan tersebut. 

Oleh karena itu, penting untuk menjalankan up selling dengan cara yang bijak dan efektif, dengan fokus pada kepentingan pelanggan.

Apa perbedaan cross selling dan up selling?

Dirangkum dari buku “Database Marketing: Analyzing and Managing Customers,” Robert C Blattberg, Byung-Do Kim, dan Scott A Neslin menjelaskan cross selling dan up selling. Keduanya adalah strategi pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan, namun memiliki perbedaan yang cukup signifikan. 

Cross selling adalah saat sebuah perusahaan mencoba untuk meyakinkan pelanggan untuk membeli produk tambahan yang berkaitan dengan produk yang sudah mereka beli. Contohnya, ketika seorang pelanggan membeli printer, sebuah toko komputer dapat menawarkan kertas printer atau tinta printer sebagai produk tambahan yang mungkin diperlukan pelanggan.

Sementara itu, up selling adalah saat sebuah perusahaan mencoba meyakinkan pelanggan untuk meng-upgrade produk atau layanan yang sudah dibeli sebelumnya atau membeli produk yang lebih mahal. Contohnya, ketika sebuah toko komputer menawarkan pelanggan untuk membeli laptop dengan spesifikasi yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Marketing Communication: Pengertian, Tugas, dan Skill yang Dibutuhkan

Meskipun keduanya adalah strategi pemasaran yang berbeda, up selling dan cross selling dapat dilakukan bersama-sama untuk meningkatkan penjualan dan memberikan nilai tambah kepada pelanggan. Misalnya, sebuah toko komputer dapat menawarkan pelanggan untuk meng-upgrade laptop mereka ke model yang lebih baik dan juga menawarkan aksesori tambahan, seperti tas laptop, mouse atau perangkat lunak khusus.

Kesimpulannya, up selling dapat menjadi strategi yang sangat efektif untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Namun, perlu dilakukan dengan cara yang bijak dan efektif, dengan fokus pada kepentingan pelanggan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related