Perhitungan Biaya Pemasaran Jadi Penentu Kesuksesan Produk di Pasar

marketeers article
biaya pemasaran | sumber: 123rf

Perhitungan biaya pemasaran adalah pekerjaan marketer yang susah-susah gampang. Pemasaran Anda perlu betul-betul berjalan tanpa kekurangan biaya sepanjang periode berlangsung. 

Gagal merencanakan, maka kemungkinan produk Anda sukses di pasar akan dipertaruhkan. Marketing tidak lagi hanya sekadar membangun awareness dan iklan, tetapi juga mendorong peningkatan pada revenue perusahaan. 

Hal ini tentu berkaitan erat dengan marketing budget. Ignatius Untung, Praktisi Marketing dan Behavioral menjelaskan bagaimana cara mengatur dan menghitung biaya pemasaran yang ideal dalam program Market Think di kanal Youtube Marketeers TV.

Marketing budgeting itu adalah cara untuk menghitung hal-hal yang dinamis. Di marketing itu banyak yang harganya enggak pasti,” kata Untung.

Ketidakpastian yang tinggi dalam marketing namun harus dikemas dan diperhitungkan secara matematis yang bersifat pasti adalah sebuah dilema bagi tim marketing itu sendiri. Kedinamisan ini dapat terjadi mulai dari perubahan pasar, preferensi konsumen, daya beli konsumen, harga BBM naik, persaingan, dan faktor lainnya. 

Hal yang perlu dilakukan dalam memperhitungan biaya pemasaran yang baik adalah komitmen sekaligus asumsi. 

“Ketika ngomongin budgeting, selalu come up bukan cuma sekadar komitmen output (revenue dan ROAS), tapi juga dengan micro assumption, angka-angka performance yang enggak bisa kita kontrol 100%,” ujar Untung.

Untung juga menyebutkan komponen-komponen dalam marketing yang terdiri atas awareness, consideration, trial purchase, reactivate, membeli tools marketing, subscription hingga brand health track,. 

Selain itu, tim marketing juga perlu jeli dalam menghitung biaya akuisisi, profit margin, level of involvement, product repeat buying, dan channel yang digunakan. 

BACA JUGA: Email Marketing: Rajanya Strategi Pemasaran Digital yang Paling Efektif

Seluruh biaya ini tidak bisa semudah itu diperhitungkan, perlu memiliki asumsi-asumsi tertentu untuk dapat menghasilkan rencana biaya pemasaran yang ideal. Untung menyarankan kepada para tim marketing untuk melakukan trial dan error terhadap seluruh variabel yang akan digunakan di seluruh channel dan promosi terhadap rencana pembiayaan marketing Anda. 

Untung juga menyarankan merek untuk berfokus pada hal-hal prioritas dalam marketing budget sesuai dengan jenis perusahaannya, baik perusahaan established dan new product. 

“Pertama adalah prioritaskan apa yang directly impact to goal,” ucap Untung.

Bagi perusahaan yang sudah established, umumnya berfokus pada hal-hal yang berkontribusi pada revenue dan kemudian pada mandatory tools, seperti langganan brand health track dan lainnya. Selanjutnya, tim marketing perlu berfokus pada mandatory supporting, seperti tim kreatif dan produksi. 

Setelah itu masuk ke brand dan lakukan eksperimen untuk menemukan strategi dan channel yang jauh lebih perform. Untuk merek dengan new player umumnya akan lebih berorientasi pada membangun awareness dan brand. 

Setelah itu, melihat bagaimana traction, volume, dan cost per acquisition yang terus menurun ketika volume tinggi. Kemudian akan kembali lagi pada eksperimen marketing hingga nantinya menemukan benchmark yang paling tepat untuk produk Anda.

Model penyusunan marketing budget pun berbeda-beda tergantung perusahaannya. Untuk model bottom-up dilakukan menghitung seluruh biaya berdasarkan target tersebut. 

Biaya yang telah terkalkulasi akan diajukan kepada pihak yang di atasnya atau finance. Selanjutnya adalah model top-down, tim marketing akan mendapatkan target revenue beserta marketing spending, sehingga akan menghasilkan return on ad spend (ROAS) dari rencana pemasaran Anda dalam satu periode. 

Untuk selengkapnya, Anda juga dapat menontonnya pada program Market Think di Marketeers TV yang berjudul “Cara Mengatur Biaya Pemasaran yang Ideal”.

BACA JUGA: Formula Sukses Dumb Ways To Die, Iklan Layanan Masyarakat yang Epik

Editor: Ranto Rajagukguk

Related