PermataBank Sukses Tutup Tahun 2021 Dengan Pertumbuhan Laba 71%

marketeers article

PT Bank Permata Tbk. (PermataBank) berhasil menutup tahun 2021 dengan pencapaian kinerja yang positif. Pencapaian ini tak lepas dari pertumbuhan aset yang terus dijaga dan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit, serta memastikan kecukupan pencadangan kerugian kredit mendorong. Tercatat, PermataBank berhasil membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 1,2 triliun. Angka ini meningkat secara signifikan sebesar 71% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 722 miliar.

Chalit Tayjasanant selaku Direktur Utama PermataBank menyampaikan bahwa tahun 2021 merupakan tahun yang baik bagi PermataBank. Meskipun tantangan pandemi masih berlangsung, PermataBank mampu mencapai momentum yang baik dalam memperkuat kapabilitas digitalnya dengan beberapa inisiatif baru. Misalnya, kerja sama strategis dan peluncuran teknologi blockchain untuk trade transactions yang pertama di pasar.

“Dukungan yang berkesinambungan dari pemegang saham kami, Bangkok Bank, serta kepercayaan nasabah setia memegang peranan penting dalam komitmen kami untuk menjadikan PermataBank sebagai bank universal. Dengan pencapaian ini, kami yakin mampu menjadi waralaba deposito dan wealth terkemuka, mitra ekosistem pilihan bagi pelaku bisnis dan teknologi, serta pemimpin dalam layanan digital first perbankan di Indonesia di tahun mendatang,” paparnya.

Di sisi lain, PermataBank mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 18,5% Year on Year (YoY) menjadi sebesar Rp 234 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 6,2% YoY menjadi sebesar Rp 125,5 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan kredit korporasi sebesar 12% YoY dan pertumbuhan KPE sebesar 22% YoY. Sementara dari sisi pendanaan, simpanan nasabah bertumbuh hingga 24% YoY terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 30%.

Hal ini sejalan dengan strategi PermataBank untuk fokus pada pertumbuhan simpanan nasabah dengan biaya dana yang lebih murah yang bertujuan untuk mendukung penyaluran kredit dengan suku bunga yang lebih bersaing dalam jangka panjang. Rasio CASA Bank juga turut mengalami peningkatan menjadi 54% lebih tinggi dibanding posisi Desember 2020 sebesar 51%.

Lebih lanjut, PermataBank membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 10,1 triliun atau tumbuh sebesar 11% YoY, sehingga laba operasional sebelum pencadangan tumbuh sebesar 24% YoY menjadi Rp 4,7 triliun. Pertumbuhan pendapatan operasional dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 17% sejalan dengan pertumbuhan penyaluran kredit di tahun 2021. Hal ini juga mencerminkan pengelolaan dana, baik simpanan nasabah maupun dana setoran modal dari pemegang saham yang dapat dikelola secara optimal.

Bisa dibilang, dalam menjaga pertumbuhan, PermataBank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit yang diberikan. Dilandasi oleh dampak pandemi yang masih terus berlanjut dan secara tidak langsung telah menyebabkan peningkatan risiko kredit inheren. Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio NPL gross di bulan Desember 2021 menjadi 3,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,9%.

“Namun demikian, rasio NPL net terjaga lebih baik menjadi 0,7% dibandingkan dengan 1,0% di tahun lalu. Hal ini sejalan dengan kebijakan Bank untuk membukukan pencadangan kerugian kredit secara pruden dalam mengantisipasi potensi kerugian kredit. Rasio NPL coverage PermataBank dipertahankan secara mencukupi di kisaran 227%,” tutup Chalit.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related