Pertamina dan Garuda Indonesia Uji Bioavtur dalam Flight Jakarta-Solo

marketeers article
Pertamina dan Garuda Indonesia terus melakukan pengembanganBioavtur. (FOTO: Peramina)

Pertamina dan Garuda Indonesia terus berkolaborasi untuk mengembangkan bioavtur yang termasuk dalam klasifikasi Sustainable Aviation Fuel (SAF). Beberapa waktu lalu, bahan bakar ramah lingkungan itu telah diuji dalam penerbangan atau flight jarak pendek di sekitar Banten dan Jawa Barat.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina mengatakan kali ini kedua perusahaan melakukan uji terbang dengan rute yang lebih jauh, yakni dari Jakarta menuju Solo, Jawa Tengah.

Kali ini, uji coba dilakukan lewat penerbangan komersial Garuda Indonesia dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo. Melalui implementasi penerbangan komersial ini, masyarakat dapat merasakan manfaat penggunaan energi terbarukan yang sama kualitasnya dengan energi fosil.

BACA JUGA:  Gunakan Bioavtur, Garuda Indonesia Sukses Terbang Perdana

Untuk mempersiapkan penerbangan tersebut, perusahaan melakukan pengisian SAF melalui Soekarno-Hatta Fuel Terminal and Hydrant Installation (SHAFTHI), di Cengkareng. Pengisian SAF juga akan dilakukan melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Soemarmo sebelum armada kembali ke Soekarno-Hatta.

“Dengan mengembangkan bahan bakar hijau, kami bertekad untuk menjalankan mandat dalam kedaulatan energi dan memenuhi kebutuhan Indonesia dengan produk SAF yang hadir sebagai masa depan bagi industri aviasi,” kata Nicke Widyawati, dikutip dari website Pertamina, Jumat (27/10/2023).

Pengembangan SAF sendiri merupakan salah satu upaya Pertamina dalam transisi energi khususnya di bisnis aviasi, sekaligus mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060.

BACA JUGA:  Upaya Pertamina Hulu Energi Penuhi Kebutuhan Energi lewat Inovasi

Menurutnya, Pertamina SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan, yang menggunakan campuran komponen minyak sawit dalam formula SAF sehingga dapat mengurangi emisi gas buang pesawat terbang. Selain itu, aspek pemanfaatan komponen minyak sawit ini dapat mendorong perkembangan industri dan ekonomi di dalam negeri.

Ia menekankan Pertamina SAF merupakan hasil inovasi dan kolaborasi antara subholding Pertamina. Melalui fasilitas Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional di Kilang Cilacap, produksi SAF menggunakan metode co-processing Hydrotreated Esters and Fatty Acids (HEFA) yang sesuai standar internasional.

Nantinya, SAF dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri aviasi di Indonesia. Tidak menutup kemungkinan, produk ini juga akan dipasarkan kepada pasar aviasi internasional.

BACA JUGA:  Perluas Cakupan, Garuda Indonesia Travel Fair Kini Digelar di 7 Kota

Menurut dia, SAF memiliki banyak keunggulan salah satunya emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar berbasis fosil pada umumnya. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan di industri penerbangan, nantinya juga diwajibkan di tahun 2026 sesuai Framework Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dari International Civil Aviation Organization.

“Keberhasilan kami memproduksi SAF membuat perusahaan ini menjadi perusahaan pertama di Regional Asia Tenggara yang mampu memproduksi SAF. Pertamina SAF diproyeksikan menjadi produk ramah lingkungan yang dapat segera dipasarkan kepada pelaku bisnis penerbangan sekaligus sebagai bukti konsistensi Pertamina dalam pengembangan green energy di Indonesia,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS