PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menargetkan bisa memasang pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal sebesar 1,7 gigawatt (GW) pada 2034. Hingga sekarang kapasitas geothermal yang sudah terpasang sebesar 672 GW dan akan ditingkatkan menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan.
Julfi Hadi, Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk menjelaskan, peningkatan porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam pembangkit listrik nasional menjadi langkah strategis untuk mendorong swasembada energi. Tak kalah penting, kebijakan ini juga akan memperkuat mata rantai ekonomi berbasis potensi sumber daya dalam negeri.
BACA JUGA: Gandeng Perusahaan Cina, PGE Kembangkan Potensi Energi Panas Bumi
Lebih dari itu, perusahaan telah mengidentifikasi potensi cadangan sebesar 3 GW dari 10 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola sendiri.
“Oleh karena itu, PGE siap berkontribusi aktif untuk menyediakan energi lokal (indigenous) yang andal, menggerakkan ekonomi lokal dan regional, sekaligus mendukung pencapaian target-target nasional melalui pengembangan proyek-proyek kunci,” kata Julfi melalui keterangan resmi, Rabu (27/5/2025).
BACA JUGA: Tiga Strategi PGE Kejar Kapasitas Produksi Panas Bumi 7 GW pada 2033
Beberapa proyek kunci PGE untuk mencapai target tersebut mencakup pengembangan Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW). Selain itu, ada sejumlah proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW.
Proyek panas bumi Lumut Balai Unit 2 ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini dan akan berkontribusi pada tambahan kapasitas terpasang PGE. Di samping itu, PGE juga tengah mempersiapkan eksplorasi panas bumi di Seulawah, Kotamobagu, dan Gunung Tiga.
“Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun kami memastikan berjalannya percepatan transisi energi serta tercapai kedaulatan energi nasional melalui pemanfaatan energi panas bumi,” ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN menetapkan target perluasan kapasitas pembangkit EBT hingga 76% dalam periode 2025-2034.
Selama periode tersebut, kapasitas pembangkit listrik ditargetkan bertambah sebesar 69,5 GW. Dari jumlah tersebut, 42,6 GW akan berasal dari pembangkit EBT, dan 10,3 GW dari sistem penyimpanan energi (storage).
Panas bumi sendiri ditargetkan menyumbang kapasitas sebesar 5,2 GW. Perseroan menilai arah kebijakan nasional ini sudah berada dalam jalur yang sama dengan visi dan misi Perseroan.
“Dalam mendukung target nasional tersebut, kami terus berkomitmen menjaga momentum percepatan pertumbuhan sebagai bagian dari kontribusinya terhadap bauran energi,” ujarnya.