Philips FHI 2023 Ungkap Gambaran Kondisi Terkini Industri Kesehatan

profile photo reporter Ratu Monita
RatuMonita
14 Desember 2023
marketeers article
Astri Ramayanti, Presiden Direktur Philips Indonesia paparkan laporan Philips FHI. (Sumber: Marketeers/Ratu)

Royal Philips baru saja merilis laporan Future Health Index (FHI) Indonesia 2023. Laporan tersebut menampilkan gambaran tentang perkembangan lanskap industri kesehatan di Tanah Air.

Melalui laporan itu terlihat juga bagaimana kesiapan negara-negara dalam menghadapai tantangan kesehatan global dan membangun sistem kesehatan nasional yang berkelanjutan.

Astri Ramayanti, Presiden Direktur Philips Indonesia menyampaikan, laporan ini akan memperkuat urgensi perlunya adopsi teknologi untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan berorientasi pada pasien.

“Laporan ini juga menekankan kekuatan transformatif inovasi digital dalam meredefinisi pemberian layanan kesehatan guna menangani kompleksitas lanskap kesehatan di Indonesia,” ujar Astri dalam sesi Media Gathering di Jakarta Selatan pada Rabu (13/12/2023).

BACA JUGA RS Siloam dan Philips Perbarui Kerjasama untuk Pelayanan Berkelanjutan

Di dalam laporan, ada tiga tema yang menggambarkan industri kesehatan terkini yang terus berinovasi dalam melayani pasien.

Pertama, hampir semua penyedia layanan kesehatan itu menyadari adanya isu dari sisi manpower atau tenaga kesehatan,” ungkap Astri.

Untuk mengatasi isu tersebut, menurut Astri dibutuhkan optimalisasi staf penyedia layanan kesehatan melalui inovasi digital.

Berdasarkan laporan, sebanyak lebih dari 75% pemimpin pelayanan kesehatan telah atau berencana menggunakan solusi kesehatan digital untuk mengurangi beban kerja yang begitu besar.

BACA JUGA Misi Philips Avent Bagi Para Ibu Dalam Pekan Menyusui 2023

Angka tersebut lebih tinggi dari rata-rata global yang baru tercatat sebanyak 56% yang sudah atau berencana menggunakan inovasi teknologi.

Adapun temuan kedua yang didapatkan dari laporan Philips FHI adalah pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan pelayanan pasien.

Kini, pemimpin kesehatan Indonesia kian beralih ke kecerdasan buatan untuk meningkatkan pemberian perawatan dan efisiensi operasional. Hampir 32% berinvestasi dalam teknologi kecerdasan buatan, dengan 76% berencana melakukannya dalam 3 tahun mendatang.

Selanjutnya, temuan ketiga yang didapatkan dari laporan itu adalah tantangan teknologi dan akses kesehatan. Pelayanan kesehatan yang merata ke seluruh penjuru negeri masih menjadi tantangan hingga sekarang.

Ke depannya, para pemimpin kesehatan berencana untuk fokus pada perluasan akses ke laboratorium berbasis kantor (47%), pusat layanan tanpa janji (43%), dan tenaga kesehatan masyarakat (41%) dalam tiga tahun mendatang.

Riset Philips FHI setelah telah dilakukan sejak tahun 2016 untuk membantu menentukan kesiapan suatu negara menghadapi tantangan kesehatan global dan membangun sistem kesehatan yang efisien dan efektif.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related