Potensinya Besar, RI Baru Manfaatkan Hydropower 5,8 GW

marketeers article
PLTA. (FOTO: Dok PLN)

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki kekayaan energi baru terbarukan (EBT) sangat melimpah. Salah satunya dari sisi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) hydropower.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PT PLN (Persero) menuturkan, melimpahnya potensi EBT hingga saat ini masih belum dapat dioptimalkan. Sebab, terdapat tantangan berupa ketidakcocokan antara sumber energi baru terbarukan berskala besar, seperti air yang berada di daerah terpencil dan jauh dari episentrum kebutuhan listrik yang berada di wilayah lain.

BACA JUGA: PLN Mulai Bangun PLTA Cisokan, Investasi Capai US$ 850 Juta

“Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 gigawatt (GW), namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW,” kata Darmawan melalui keterangannya, Kamis (2/11/2023).

Menurutnya, untuk memanfaatkan potensi hydropower, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas pembangkit EBT hingga 75% pada tahun 2040.

BACA JUGA: Kembangkan Hydropower, PLN Buka Kerja Sama Global

“Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185% dibandingkan business as usual (BaU),” ujarnya.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemanasan global adalah ancaman nyata bagi seluruh dunia. Dalam hal ini, Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi, melalui penambahan EBT dalam skala besar.

Menurutnya, total potensi EBT di Tanah Air diperkirakan mencapai 3.600 GW, baik dari matahari, angin, panas bumi, ombak, bio energi dan hydropower. Khusus untuk hydro, Indonesia memiliki lebih dari 4.400 sungai potensial, yang mana 128 di antaranya adalah sungai besar.

“Seperti sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24.000 megawatt (MW) di Papua. Kemudian Sungai Kayan di Kalimantan Utara memiliki potensi 13 ribu MW yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus,” kata Jokowi.

Kendati demikian, kepala negara menekankan, Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan untuk mengembangkan potensi besar hydro tersebut. Salah satunya terkait lokasi sumber hydro yang posisinya jauh dari pusat kebutuhan listrik.

Selain itu, tantangan juga muncul dari sisi investasi dan alih teknologi. Ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hydro di dunia.

“Sehingga, pemerintah membuat blue print percepatan jalur transmisi yang menyambungkan listrik dari lokasi hydropower yang dibawa menuju pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri,” tutur Jokowi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related