PPKM Dicabut, Tingkat Okupansi Gerai di Mal Masih 70%

marketeers article
Gerai baru adidas Indonesia di Lotte Mall. (Sumber: Kanmo Group)

Konsultan properti, Colliers Indonesia mengungkapkan hingga kuartal I tahun 2023 tingkat hunian atau okupansi pusat perbelanjaan di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masih di bawah 70%. Angka ini masih relatif lebih kecil dibandingkan dengan kondisi normal sebelum merebaknya pandemi COVID-19.

Ferry Salanto, Senior Associate Director Colliers Indonesia mengatakan meskipun kebijakan pemberlakuan pembatasan sosial masyarakat (PPKM) dicabut dan jam operasional dinormalkan kembali belum dapat meningkatkan okupansi secara signifikan. Minimnya okupansi masih belum dapat diperkirakan terjadi hingga kapan.

BACA JUGA: Vaksinasi Meningkat, Tahun 2022 Okupansi Pusat Perbelanjaan Bisa Tembus 90%

“Sebagian besar pengunjung mal mencari gerai food and beverage (F&B), fesyen olahraga dan sepatu, hiburan, dan home improvement. Sektor-sektor ini yang terus menjadi faktor penarik konsumen datang ke mal,” kata Ferry dikutip Kamis (6/4/2023).

Menurutnya, untuk bisa semakin menarik konsumen datang, department store dan supermarket harus terus berbenah. Mereka harus menawarkan konsep baru dalam berbelanja yang lebih segar terutama dari sisi customer experience-nya.

Cara tersebut perlu segera dilakukan, khususnya bagi mal-mal yang baru dibuka setelah merebaknya wabah. Dari catatan Ferry, hingga kuartal I tahun 2023 ada sebanyak 4,86 juta meter persegi mal baru di Jakarta.

BACA JUGA: Adidas Buka Gerai Terbaru di Lotte Mall dengan Konsep Berbeda

Sementara itu, di wilayah penyangga, kata Ferry, ada setidaknya 2,92 juta meter persegi mal baru. Wilayah Tangerang dan Bekasi diperkirakan menjadi penyumbang utama mal baru hingga 2025.

“Keberadaan mal baru diperkirakan memberikan imbas kenaikan kepada sewa. Apalagi, mal itu akan selesai pada saat kinerja pasar sudah semakin membaik,” ujarnya.

Secara terperinci, hingga kuartal I tahun 2023 tarif dasar sewa mal di Jakarta tercatat stabil di angka Rp 566.095. Selanjutnya, di wilayah penyangga sebesar Rp 375.341 atau turun 2% dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2022.

Adapun biaya service charge mal di Jakarta sebesar Rp 153.519 atau naik 2,9% dibandingkan kuartal IV tahun 2022. Sementara itu, di wilayah penyangga cenderung stabil di angka Rp 118.815.

“Kenaikan service charge di Jakarta dan wilayah penyangga didorong oleh mal kelas menengah ke atas karena didukung dengan membaiknya kinerja mal, baik dari jumlah pengunjung dan tingkat hunian,” tutur Ferry.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related