PSSI Pecat STY, Berapa Kompensasi yang Dibayarkan?

marketeers article
Pemecatan Shin Tae-yong, PSSI Siap Bayar Kompensasi Kontrak. (Twitter/@bolagila_ina)

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) secara resmi memecat Shin Tae-yong sebagai pelatih kepala Tim Nasional (Timnas) Indonesia. Induk sepak bola ini pun siap membayarkan kompensasi pelatih asal Korea Selatan (Korsel) lantaran kontraknya masih berlaku hingga tahun 2027.

Erick Thohir, Ketua Umum PSSI menjelaskan, semua pihak harus menghormati setiap kesepakatan yang telah dibuat. Sehingga pemutusan kontrak ini tetap harus berjalan sesuai prinsip profesionalisme, dan rasa hormat terhadap kontrak yang ada.

BACA JUGA: PSSI Resmi Pecat Shin Tae-yong

Terkait kompensasi untuk Shin Tae-yong, Erick memastikan prosesnya akan dijalankan dengan transparan dan berdasarkan nilai kontrak yang berlaku. PSSI juga telah mengatur agar kedua belah pihak, melalui perwakilan hukumnya dapat mendiskusikan detail lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban masing-masing.

“Shin Tae-yong akan tanda tangan surat terimanya, dan nanti antara lawyer dan lawyer akan bicara untuk follow-up kompensasi yang sesuai dengan nilai kontraknya. Tapi poinnya, kita harus respek dengan apa yang telah disepakati,” kata Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (6/1/2025).

BACA JUGA: Dorong Prestasi Timnas, PSSI Jalin Kolaborasi dengan KNVB

Dalam pandangan Erick, menghormati kontrak bukan hanya soal kepatuhan hukum. Namun, juga mencerminkan kehormatan bangsa.

“Apalagi federasi kita sedang dalam posisi tinggi-tingginya sekarang di mata internasional. Jadi kita harus jaga itu,” katanya.

Erick menambahkan bahwa standarisasi dan penegakan aturan yang ketat terhadap klub, juga harus diterapkan pada federasi. Mantan bos Inter Milan itu menegaskan jika PSSI sebagai federasi tidak menghormati kontrak yang dibuat, hal itu akan mencoreng kredibilitas organisasi di mata nasional maupun internasional.

“Jika kita melakukan itu di Liga, tetapi PSSI sendiri tidak respek dengan apa yang disepakati, ya saya rasa bukan menjadi contoh yang baik. Kita harus menghormati segala perkataan dan kontrak-kontrak tersebut,” katanya.

“Semua kontrak harus kita hormati karena menjaga kesepakatan yang sebelumnya, sama seperti ketika memperbaiki Liga Indonesia. Salah satunya, menekankan kepada klub untuk tidak lagi ada isu mengenai pemain atau pelatih yang tidak dibayar,” lanjutnya.

 

Editor: Tri Kurnia Yunianto

Related

award
SPSAwArDS