RI Kerja Sama Transisi Energi, Inggris Tambah Investasi Rp 135 Miliar

marketeers article
Sumber gambar: 123rf

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan telah mendapatkan kesepakatan dengan Inggris untuk mendukung proses transisi energi rendah karbon di Indonesia. Rencananya, Inggris menambah investasi sebesar £ 6,5 juta atau setara Rp 135 miliar (kurs Rp 19.399 per £).

Arifin Tasrif, Menteri ESDM menuturkan kesepakatan tersebut merupakan Perpanjangan Kerja Sama Program Indonesia-Inggris Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia (MENTARI). Dalam pertemuan bilateral sebelum peluncuran, Arifin bersama dengan Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart sepakat untuk memperkuat kerja sama yang telah terjalin.

BACA JUGA: Dukung Penurunan Emisi, Inggris Komitmen Bantu RI £ 2,7 juta

Adapun program MENTARI dilaksanakan pada periode 2020 hingga 2024 yang merupakan tindak lanjut antara Kementerian ESDM dengan the Foreign and Commonwealth Office di bidang kerja sama pengembangan energi rendah karbon.

“Inggris berkomitmen akan meningkatkan dukungannya dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) Indonesia. Awalnya, program MENTARI dijadwalkan akan berakhir pada 2024, namun sekarang akan diperpanjang hingga tahun 2027,” kata Arifin melalui keterangannya, dikutip Selasa (8/8/2023).

BACA JUGA: Percepat Transisi Energi di ASEAN, British International Investment Investasi Rp 200 Miliar

Program MENTARI telah menjadi mitra utama yang bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk meningkatkan perencanaan dan pengadaan energi terbarukan, baik untuk aplikasi on-grid maupun off-grid, mengedepankan kebijakan, rekomendasi dan kajian teknis.

“Mereka juga telah menyiasati beberapa proyek energi rendah karbon dan melaksanakan proyek percontohan di bagian timur Indonesia,” ujar Arifin.

Selain program MENTARI, imbuh Arifin, Inggris juga aktif mendukung Indonesia melalui berbagai program, termasuk Just Energy Transitions Partnership (JETP) dan Joint Economic And Trade Committee (JETCO). Diproyeksikan kemitraan ini terus berkembang dengan mempromosikan kerja sama teknis, perdagangan berkelanjutan, dan investasi hijau antara kedua negara.

Arifin juga menyampaikan Indonesia mengundang lebih banyak mitra internasional untuk mendukung transisi yang cepat dan efektif menuju target energi bersih Indonesia. Indonesia membutuhkan investasi hingga US$ 1 Triliun pada tahun 2060 untuk pembangkit dan transmisi energi terbarukan.

“Kebutuhan akan dukungan finansial akan semakin meningkat karena kami akan menerapkan pensiun dini pembangkit listrik berbahan bakar batubara di tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, kami membuka peluang investasi dan kerjasama yang luas untuk mencapai target tersebut,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Keamanan Energi dan Net Zero Inggris Graham Stuart mengatakan Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih Indonesia. Dengan bantuan keahlian dan investasi dari Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisi dari batubara ke energi bersih.

“Menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dan potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, Indonesia dapat berperan utama dalam transisi energi bersih di Asia Tenggara. Dengan bantuan keahlian dan investasi Inggris, Indonesia tengah mempercepat transisinya dari batu bara ke listrik bersih, serta bekerja keras dalam mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat,” ujar Stuart.

Selain itu, Stuart juga menyampaikan Program MENTARI dilaksanakan untuk membantu Indonesia mewujudkan potensi energi terbarukan.

“Hari ini, saya dengan senang hati mengumumkan perpanjangan Kemitraan Energi Rendah Karbon MENTARI UK-Indonesia. Program ini bekerja sama dengan mitra-mitra kami di Indonesia untuk mempercepat investasi energi terbarukan guna membantu transisi Indonesia menuju ekonomi hijau, membantu negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara ini mewujudkan potensi energi terbarukannya,” katanya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related