Penelitian terbaru di Inggris mengungkapkan bahwa mengonsumsi segelas susu setiap hari dapat kurangi risiko kanker usus hingga 17%. Studi ini dilakukan dengan menganalisis pola makan lebih dari 500 ribu perempuan selama 16 tahun.
Selain susu, penelitian tersebut juga menemukan bahwa sayuran berdaun hijau tua, roti, dan susu nabati yang mengandung kalsium berperan dalam menurunkan risiko kanker usus.
Para ahli dari Oxford University dan Cancer Research United Kingdom (UK) menyatakan bahwa kandungan kalsium, baik dari produk susu maupun sumber nabati, berpotensi melindungi tubuh dari kanker kolorektal.
BACA JUGA Bolehkah Memberikan Susu Formula pada Bayi? Begini Kata Ahli Gizi
Kalsium diketahui membantu mengikat asam empedu dan asam lemak bebas di usus besar, yang dapat mengurangi efek karsinogenik.
“Tambahan 300 mg kalsium per hari dalam makanan, atau segelas besar susu, menurunkan risiko Anda hingga 17%. Hal ini menyoroti peran perlindungan potensial susu, sebagian besar karena kalsium, dalam perkembangan kanker usus,” kata peneliti utama Keren Papier, dari Oxford, dikutip dari BBC pada Jumat (10/1/2025)
Selain mengonsumsi kalsium, menjaga pola makan sehat juga sangat penting. Makanan seperti sereal sarapan, buah-buahan, biji-bijian utuh, karbohidrat kompleks, serat, dan vitamin C turut berkontribusi dalam menurunkan risiko kanker, meskipun dampaknya lebih kecil dibandingkan kalsium.
Sebaliknya, konsumsi berlebihan daging merah, daging olahan, dan alkohol dapat meningkatkan risiko kanker usus. Oleh karena itu, para ahli merekomendasikan untuk membatasi konsumsi makanan tersebut, berhenti merokok, serta menjaga berat badan sehat sebagai langkah pencegahan.
BACA JUGA Bukan Hanya Susu, Ini Sumber Asam Folat yang Baik untuk Kesuburan
Sebagai informasi, kanker usus besar merupakan kanker ketiga yang paling umum di dunia yang menyebabkan hampir 2 juta kasus dan satu juta kematian setiap tahunnya. Jumlah kasus ini diperkirakan akan meningkat menjadi 3,2 juta pada tahun 2040, terutama di negara-negara maju.
Yang mengkhawatirkan, jumlah penderita kanker usus di usia muda juga meningkat tajam. Di Inggris, antara tahun 1990-an hingga 2018, jumlah orang berusia 25–49 tahun yang didiagnosis dengan kanker usus meningkat 22%.
Kanker usus sendiri memiliki gejala meliputi perubahan kebiasaan buang air besar, seperti tinja yang lebih encer, buang air besar lebih sering atau sembelit, pendarahan dari dubur, atau adanya darah pada tinja. Tak hanya itu, kanker usus juga dapat ditandai dengan penurunan berat badan tanpa program diet, dan rasa kelelahan atau sesak napas tanpa sebab.
Editor: Eric Iskandarsjah Z