Saatnya Womenpreneur Saling Dukung dan Berkolaborasi

marketeers article
Muslim businesswoman listening to the report of her secretary. They are discussing their new project.

Menjadi seorang pengusaha tidak terbatas pada gender saja. Bukan hanya laki-laki, perempuan pun bisa menjadi pengusaha yang sukses. Kesempatan ini ditangkap oleh Indonesia Council for Small Business (ICSB) dan menghadirkan ICSB Womenpreneurs Talk.

Acara virtual ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang yang akan memberikan insight menarik seputar womenpreneur. Harapannya, womenpreneur talk ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi para pengusaha perempuan agar bisa bertransformasi menjadi pengusaha yang reliable, accountable, dan profesional.

Belinda Tanoko, Director of Tanrise Property menyampaikan bahwa peran seorang perempuan bukan hanya sebatas menjadi seorang istri, ataupun seorang ibu. Menurutnya, ada banyak potensi yang sebenarnya di miliki oleh perempuan dan bisa dikembangkan menjadi bisnis.

“Peran perempuan bukan hanya sebatas menjadi ibu rumah tangga saja, dari hobi yang biasa kita lakukan, sebenarnya bisa kita kembangkan menjadi bisnis. Terlebih lagi saat pandemi, banyak kesempatan baru yang bisa kita eksplor dari krisis ini,” kata Belinda.

Kemudian, Belinda memberikan tips menjalankan bisnis untuk womenpreneur. Menurut Belinda, penting bagi para pengusaha untuk menjadi authentic, akan tetapi, mereka juga bisa melihat bagaimana keadaan pasar dan menyesuaikan.

“Sebagai pengusaha, kita harus bisa menjadi authentic, original. Namun demikian, kita juga bisa melihat keadaan pasar. Dengan begitu, kita bisa mengetahui apa yang sedang dibutuhkan oleh pasar saat ini, dan berupaya untuk menjawabnya,” tambah Belinda.

Sedangkan, Eka Sari Lorena, CEO of ESL Express & ESL Logistics mengatakan bahwa saat ingin mulai berbisnis, penting sekali untuk memikirkan pro kontra. Dengan melihat dari dua sisi, orang akan menjadi lebih siap saat terjadi risiko yang tidak diinginkan.

“Jika ingin berbisnis, lihat dari dua sisi. Apa yang harus dilakukan saat bisnis tumbuh dan apa yang harus dipersiapkan saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Pikirkan worst scenario. Dengan begitu, kita bisa lebih menerima dan lebih cepat bangkit. Intinya, menjadi entrepreneur tidak mudah. Pasti ada risiko yang harus kita hadapi sebagai langkah menuju kesuksesan ” kata Eka.

Selain itu, Eka turut mengatakan bahwa ia mendukung konsep woman support woman. Menurutnya, sebagai sesama womenpreneur, tidak boleh saling menjatuhkan, melainkan saling memahami. Apalagi, jumlah womenpreneur terbilang sedikit.

“Siapa lagi yang akan mendukung kita kalau bukan womenpreneur lainnya. Saya sebagai salah satu womenpreneur akan berupaya untuk mendukung sesama womenpreneur lainnya dengan pengalaman yang saya miliki, perjalanan yang pernah saya alami. Kita juga bisa melakukan kolaborasi,” tambah Eka.

Hal senada juga diungkapkan oleh Olga Lydia, Movie Producer. Menurutnya, dukungan dari sesama womenpreneur sebaiknya dilakukan. Apalagi, saat ada di industri yang jarang sekali perempuan main di dalamnya, butuh dukungan sesama perempuan untuk saling menguatkan dan memberikan masukan.

“Dalam kasus saya sebagai sutradara, saya juga mendapat banyak dukungan dan tutor dari sutradara perempuan lainnya. Apalagi, di industri saya yang mana jarang sekali perempuan di dalamnya, sehingga dukungan sesama perempuan sebaiknya dilakukan untuk saling memberikan motivasi,berbagi ilmu dan inspirasi,” tutup Olga.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related