Siasati Inflasi dan Resesi, ASUS Indonesia Fokus di Tiga Segmen Ini

marketeers article
Siasati Inflasi dan Resesi, ASUS Indonesia Fokus Di Tiga Segmen Ini (FOTO:123RF)

ASUS Indonesia berusaha mencapai target penjualan pada tahun 2022 di tengah inflasi dan ancaman resesi dengan berfokus pada tiga segmen. Muhammad Firman, Head of Public Relations ASUS Indonesia mengatakan ketiga segmen tersebut adalah korporasi, gaming, dan konsumer.

Ketiga segmen tersebut berpotensi menjadi penyokong besar guna mendongkrak performa bisnis perusahaan di pasar Tanah Air. Pertama, korporasi. Korporasi dinilai Firman memiliki potensi pasar yang besar karena pergantian perangkat perkantoran yang perlu diregenerasi. Potensi besar ini coba diraup oleh ASUS Indonesia.

“Biasanya perusahaan-perusahaan besar setiap dua tahun, tiga tahun, atau lima tahun akan mengganti perangkat kerja karyawannya,” ujar Firman ketika ditemui di Jakarta, Senin (15/8/2022).

Alasannya, menurut Firman, segmen konsumer saat ini sedang mengalami masa penurunan, lantaran dampak dari inflasi dan ancaman resesi. Kemudian, belanja produk Personal Computer (PC) dan perangkat sudah dilakukan pada kuartal akhir 2021 dan kuartal pertama 2022, yang relatif membuat banyak konsumen masih memiliki perangkat yang tergolong anyar.

Dengan fakta tersebut, Firman menilai ASUS Indonesia perlu menjajaki segmen korporasi. Perusahaan juga belum banyak merambah pasar korporasi yang ada di Tanah Air. Ia memerinci proporsional pasar yang diraup perusahaan mayoritas masih bertumpu pada segmen konsumer dengan persentase sebanyak 60% hingga 70%, sementara korporasi masih berkisar di angka 30%.

“Pelan-pelan kita ingin memperbesar fokus kita ke segmen komersial (korporasi). Kita banyak sekali produk yang kita tujukan untuk segmen komersial. Untuk edukasi ada, untuk profesional dan korporasi ada,” katanya.

Dia menambahkan ASUS Indonesia yang memang memiliki konsentrasi pasar di segmen konsumer, melihat bahwa segmen korporasi lebih profitable.

“Biasanya mereka (korporasi) beli produk tidak hanya berdasarkan harga saja. Kalau konsumer kan harga beda Rp 50 ribu, beda Rp 100 ribu, mereka cari yang lain. Tapi kalau korporasi, biasanya lebih mengarah ‘oke kalau kita beli ini kita dapat apa saja? Bisa tidak servicenya ditambahkan? Bisa tidak layanannya lebih dari ini.’ Seperti itu misalnya. Dari sisi brand ini lebih menguntungkan sebenarnya,” ucapnya.

Meski lebih menguntungkan, ASUS Indonesia tidak berniat mengurangi segmen konsumer yang sudah diraup perusahaan. Perusahaan berniat untuk membidik segmen konsumen lebih spesifik, yakni pengguna produk premium, atau segmen konsumer menengah ke atas.

Begitu pula dengan segmen gaming. Lini ROG yang menjadi garda depan produk perusahaan dalam meraup pangsa pasar gaming rajin mendapatkan pembaruan. Baik segmen gaming dan konsumer premium, menurut Firman menjadi prioritas.

Firman mengatakan ASUS Indonesia lebih fokus pada pengembangan produk-produk konsumer premium baik gaming dan non-gaming. Pasalnya, perusahaan lebih kompetitif di tingkat produk tersebut. Selain itu, segmen pasar yang dibidik, yakni kalangan menengah ke atas, cenderung memiliki daya beli yang lebih stabil dan tidak mudah terpengaruh dengan kondisi ekonomi.

“Justru laptop yang entry level yang agak menurun. Dengan kondisi ekonomi sekarang, apalagi user yang penting bisa buat kerja, buat ngetik, buat internet. Jalau kondisi sedang tidak memungkinkan, mereka tidak akan beli dulu. Tapi untuk profesional yang kerjanya memang harus produktif, harus tetap menghasilkan, mereka tidak akan masalah,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related