SK E&S dan CJ Lanjutkan Kerja Sama dengan PGN soal Energi Hijau

marketeers article
SK E&S dan CJ Lanjutkan Kerja Sama Dengan PGN Soal Energi Hijau (FOTO:123RF)

SK Energy (SK E&S) melanjutkan kerja samanya dengan PT PGN Tbk. Pada Februari 2022, SK Energy dan PGN telah menandatangani nota kesepahaman terkait dengan peluang kerja sama di beberapa sektor, yakni LNG, Carbon Capture Storage (CCS) dan hydrogen

Nota kesepahaman ini diharapkan bisa dilanjutkan dengan diskusi agenda studi bersama lebih detail dan membentuk kelompok kerja (working group). Melalui kerja sama dengan PGN, SK E&S ingin ingin mengembangkan proyek carbon capture storage hub di Indonesia. 

Selain itu juga, perusahaan ingin memproduksi hidrogen biru atau hijau untuk pasar domestik dan ekspor. 

“Kami ingin berkontribusi dalam pembangunan rantai pasok hidrogen di Indonesia dengan menggunakan pengalaman dan keahlian SK E&S,” kata Kim, dalam siaran persnya, Rabu (28/9/2022).

Konglomerat Korea Selatan lainnya, CJ Indonesia juga terlibat dalam proyek energi hijau di Indonesia. Perusahaan berinvestasi di Indonesia dengan membangun pabrik untuk memproduksi polyhydroxyalkanoate yang dapat menghasilkan 100% plastik ramah lingkungan (biodegradable). 

Kapasitas pabrik tersebut mencapai 5,000 ton per tahun.

“Pabrik telah beroperasi pada awal tahun 2022 dan pengapalan pertama sudah dilakukan pada kuartal pertama tahun ini,” ujar Onasis Wahju, Direktur CJ Indonesia Group.

Pabrik ini akan berperan penting bagi Indonesia dalam menurunkan sampah plastik. Hal ini karena Indonesia dikenal dengan negara dengan jumlah sampah plastik terbesar kedua di dunia. 

Di sisi lain, keberadaan pabrik CJ ini mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah plastik sebesar 70% di laut. Selain pasar Indonesia, CJ Indonesia juga memasarkan produknya di luar negeri. 

Menurut perhitungan CJ, permintaan plastik ramah lingkungan di dunia akan naik dari 0,4 triliun pada tahun 2021 menjadi 1,6 triliun pada tahun 2025. Penggunaan plastik di berbagai macam lini industri seperti kemasan, pertanian, perikanan, dan lainnya membuat permintaan meningkat.

Pemerintah telah mencanangkan net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Menurut perhitungan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, skenario untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai NZE mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 6% per tahun dalam jangka panjang. 

Perusahaan-perusahaan asal Korea Selatan seperti SK Energy dan CJ ingin mengambil peran untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Direktur Pelaksana Sumber Daya Energi, Mineral dan Pertambangan Bappenas, Yahya Rachman Hidayat mengatakan komitmen Indonesia dalam menurunkan emisi karbon telah tertuang dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. 

Setidaknya terdapat lima sektor yang berperan penting untuk mencapai NZE pada 2060, yakni energi, kehutanan, pertanian, industri dan penggunaan produk, serta pengelolaan sampah.

“Dengan pembangunan rendah karbon melalui skenario NZE, Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam jangka panjang,” tutur Yahya dalam acara Indonesia Korea Future Industry Business Plaza 2022 (28/9/2022).

President Director PT Prism Nusantara Internasional (anak usaha SK Energy), Kim Taeyoung mengatakan SK Energy mencari peluang mengembangkan energi hijau di pasar luar negeri. Hal ini dilakukan untuk menambah portofolio bisnis perusahaan.

“SK E&S adalah satunya-satunya perusahaan LNG terintegrasi di Korea Selatan dan memiliki portofolio di energi baru dan terbarukan seperti panel surya dan hydrogen,” kata Kim.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related