Sri Mulyani Pastikan Wariskan Kebijakan Fiskal yang Kuat dan Kredibel

marketeers article
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sumber gambar: pers rilis.

Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan memastikan tidak mengkhawatirkan transisi kabinet pemerintah terpilih dalam aspek kebijakan fiskal. Kementerian Keuangan, institusi yang dipimpinnya telah memberikan warisan kebijakan anggaran yang kuat, kredibel dan baik.

“Ini bukan pertama kali transisi, jadi saya tidak khawatir. Kami bertanggung jawab memberikan warisan yang baik sehingga pemerintah baru bisa melanjutkan tongkat estafet kami,” kata Sri Mulyani dalam Mandiri Investment Forum (MIF) yang digelar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk di Jakarta, Selasa (5/3/2024).

Dengan warisan itu, dia berharap kabinet pemerintah yang baru tetap mempertahankan kebijakan fiskal yang sudah berjalan sembari berupaya mendukung pertumbuhan perekonomian. Pasalnya, Indonesia masih dihadapkan dengan ketidakpastian karena faktor eksternal, seperti tingkat suku bunga yang tinggi hingga memanasnya kondisi geopolitik luar negeri.

BACA JUGA: Puji Kinerja Bank Mandiri, Prabowo Lunasi Utang 100%

“Pertanyaannya apakah kita hidup konstan saja? Ada perubahan karena inflasi, geopolitik. Lingkungan semacam inilah yang dinamis sehingga harus memperkuat fondasi dan bisa menahan goncangan,” ujarnya.

Di sisi lain, persoalan politik dan perekonomian pada akhirnya bermuara terhadap harapan dan aspirasi masyarakat. Dia menilai setiap kebijakan yang dijalankan pemerintah, masyarakat menginginkan adanya kehidupan yang lebih baik.

“Sudah terpilih, terus memuaskan dan memenuhi aspirasi masyarakat. Caranya, memperkuat institusi, meningkatkan kualitas staf, kualitas kerja, dan investasi teknologi digital,” ucapnya. 

BACA JUGA: Bank Mandiri dan Erajaya Berkolaborasi Hadirkan Benefit Eksklusif

Dia memaparkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah menjangkar defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 di level 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau setara Rp 522,8 triliun. Dari target tersebut, belanja pemerintah ditaksir Rp 3.325,1 triliun dengan jumlah penerimaan negara Rp 2.802,3 triliun. 

Sri Mulyani mengakui tren defisit APBN itu mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2023, yang tercatat 1,65%. Realisasi tersebut merupakan bagian dari pemulihan pascapandemi COVID-19 yang masih berlanjut sehingga peningkatan target defisit tahun ini bagian dari tren yang wajar. 

“Kalau ada naik pasti koreksi dan turun, tapi pengeluaran selalu naik. Oleh sebab itu, postur anggaran akan merefleksikan peran kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas pertumbuhan. Kita masuk 2024 sudah melihat belanja dan pendapatan meningkat drastis,” ucapnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related