Strategi Kolaborasi dan Omnichannel Dorong Jiwa Group Terus Tumbuh

marketeers article

Persaingan bisnis kopi tidak bisa dipungkiri lagi berlangsung sangat ketat di Indonesia. Sebab itu, para pelaku di industri ini harus memiliki strategi untuk bisa memastikan bisnisnya bertahan dan berkembang.

Dengan sekitar 900 gerai yang dimilikinya, Jiwa Group dengan brand Janji Jiwa terus berinovasi dari sisi produk hingga pemasaran. Director of Jiwa Group William Sutanto menuturkan bahwa ada dua strategi yang mereka lakukan untuk terus tumbuh yaitu berkolaborasi dan memanfaatkan omnichannel.

“Kolaborasi merupakan salah satu hal yang kami yakini mampu membangun kami hingga sekarang. Untuk kolaborasi, kami memiliki pertimbangan salah satunya adalah kesamaan value dengan perusahaan yang akan bekerja sama dengan kami. Kolaborasi ini sangat dibutuhkan karena masing-masing punya kekuatan dan keinginan untuk tumbuh bersama,” tutur William pada acara Marketeers Goes To Mall Episode 11 Meet The Tenants: Navigating Retail Business Beyond Pandemic, Kamis (07/10/2021).

Bentuk kolaborasi yang dilakukan pun beragam. Misalnya saja dengan brand Food & Beverage (F&B) lain seperti Milo, Oreo, Sasa, atau Teh Botol Sosro. Janji Jiwa menghadirkan menu dengan campuran produk dari brand tersebut.

Sedangkan, dengan salah satu tokoh komik yang difilmkan seperti Gundala. Janji Jiwa pernah menjadi official coffee partner. Melalui kerja sama ini, Janji Jiwa juga meluncurkan menu istimewa.

“Lewat kolaborasi ini, kami menunjukkan value serupa dengan Gundala yang merupakan sosok pahlawan super lokal. Dan, di Janji Jiwa, kami menyajikan biji kopi lokal 100% dari Indonesia,” jelas William.

Tidak hanya bekerja sama dengan brand, Janji Jiwa juga fokus pada strategi pemasaran melalui kolaborasi dengan influencer Instagram. Karena, mereka meliha pentingnya untuk masuk ke ranah tersebut. Pasalnya, produk yang mereka pasarkan merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat dan gaya hidup tersebut biasanya mereka unggah di media sosial seperti Instagram.

Satu strategi lain yang digunakan Jiwa Group untuk mendatangkan revenue adalah melakukan omnichannel. William menuturkan bahwa omnichannel memungkinkan mereka memberikan apa yang dibutuhkan konsumen dengan cara dan waktu yang tepat. Sebab itu, lahirlah Jiwa+.

Diakui William, pengembangan Jiwa+ tidak murah. Namun, semua kembali lagi ke persaingan bisnis pada masa kini. Bukan hanya bersaing dengan sesama pelaku bisnis kopi atau F&B. Jiwa Group sekarang juga berkompetisi dengan layanan pesan-antar makanan

“Di satu sisi, kami memang membutuhkan mereka dan harus berkolaborasi. Tapi, melihat ke sisi yang lain, kami juga harus melihat ke arah sana. Bagaimana sebuah aplikasi dikembangkan untuk melayani konsumen dengan lebih baik lagi,” pungkasnya.

Jiwa Group meluncurkan aplikasi Jiwa+ pada September tahun lalu untuk pemesanan Kopi Janji Jiwa dan Jiwa Toast. Harapannya dengan kehadiran aplikasi ini, konsumen bisa memesan berbagai produk Jiwa Group dengan lebih mudah. Selain itu, kehadiran aplikasi ini juga merupakan wujud dari sinergi antara teknologi dan industri F&B.

Pada peluncuran Jiwa+, Founder Jiwa Group Billy Kurniawan mengatakan bahwa manfaat yang bisa sangat dirasakan dari aplikasi ini adalah efisiensi dan efektivitas. Dan bagi konsumen, mereka bisa merasakan pengalaman berbeda karena konsep aplikasi ini yang dibuat menyenangkan dan juga mudah digunakan.

Related