Survei: 76% Tenaga Kerja Siap Mencari Pekerjaan Baru Pada Tahun 2023

marketeers article
Ilustrasi pekerja (Sumber: 123RF)

Tahun 2023 akan menjadi tahun yang menuntut kehati-hatian dari para pencari kerja. Salary Survey 2023 yang dikeluarkan oleh perusahaan perekrutan profesional, Robert Walters, menemukan ada 76% tenaga kerja profesional yang mengaku siap mencari pekerjaan baru pada tahun ini. Survei tenaga kerja ini juga menemukan beberapa temuan menarik.

Senada dengan temuan tersebut, sebanyak 82% tenaga kerja lainnya pun optimistis dengan peluang pekerjaan di sektor mereka. Meskipun begitu, stabilitas kondisi keuangan perusahaan akan menjadi salah satu indikator utama yang paling menentukan keputusan pekerja.

Lebih dalam, Robert Walters meninjau poin-poin penting yang dipertimbangkan para pencari kerja saat menentukan tempat kerja.

Tiga hal utama yang dicari, yakni kompensasi dan tunjangan yang kompetitif (63%), opsi pengaturan kerja yang fleksibel (45%), dan kolega serta budaya yang mendukung karyawan untuk memberikan yang terbaik (41%).

BACA JUGA: Robert Walters: 82% Perusahaan Siap Menaikkan Gaji Pegawai

“Untuk menjaga loyalitas karyawan di tahun ini, perusahaan harus menyadari  pentingnya sisi humanis dalam melakukan pekerjaan. Lakukan percakapan secara proaktif dengan setiap tim, dengarkan kekhawatiran mereka, dan bantu mereka mengidentifikasi apa yang penting bagi mereka,” ujar Country Manager Robert Walters Indonesia Eric Mary dalam laporannya.

Perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang dapat diukur untuk menyelesaikan masalah sehingga karyawan merasa mendapatkan dukungan untuk mencapai yang terbaik. 

Secara general, Robert Walters menyimpulkan situasi pasca COVID-19 yang baik terbukti memberikan sentimen positif dalam bursa tenaga kerja. Kini, perusahaan-perusahaan telah siap sedia untuk merekrut tenaga kerja baru.

Dari segi pemasukan, 81% tenaga kerja profesional diperkirakan akan meminta kenaikan gaji dan 82% akan mencari pekerjaan baru jika mereka tidak menerima kenaikan gaji di atas inflasi pada tahun 2023.

88% tenaga kerja profesional berharap perusahaan mempertimbangkan faktor biaya hidup untuk menentukan kenaikan gaji dan bonus tahun ini.

BACA JUGA: Erick Thohir: RI Butuh 17 Juta Tenaga Kerja Melek Teknologi

Di sisi lain, 37% tenaga kerja profesional berharap jumlah kenaikan gaji sebaiknya minimum 6% atau lebih dari tingkat inflasi. Dan, 47% pekerja profesional berharap kenaikan gaji yang diberikan perusahaan berkisar antara 6-10%

Sementara itu, 29% pekerja profesional lainnya mengaku memilih untuk tidak meminta kenaikan gaji karena takut akan mempertaruhkan pekerjaan yang mereka miliki.

Sudut pandang perusahaan

Selain temuan terkait pekerja, survei juga menemukan insight mengenai perusahaan. Menurut survei, 83% perusahaan mengungkapkan akan memberikan kenaikan gaji kepada karyawannya pada tahun 2023

Rata-rata kenaikan gaji untuk para pekerja yang berharap pergantian kerja (job movers) diperkirakan berkisar antara 20%-30%. Peningkatan yang lebih tinggi dapat terjadi pada posisi dan kompetensi yang khusus dan langka yang dimiliki.

Dan, 68% perusahaan memperkirakan kenaikan biaya hidup akan menjadi isu utama dalam negosiasi gaji dan mempersulit perusahaan dalam mempertahankan karyawan. Sebab itu, 78% perusahaan akan memberikan rata-rata kenaikan gaji melebihi inflasi.

Soal bonus, 64% perusahaan mengaku akan mempertimbangkan untuk memberikan bonus karyawan. Kekhawatiran dari perusahaan juga muncul terkait tenaga kerjanya.

Survei menemukan, 88% perusahaan mengkhawatirkan kesulitan mencari kandidat berkualitas/memiliki kompetensi yang dicari. Lebih jauh, 48% perusahaan menyatakan kekurangan terbesar berasal dari level manajer.

Tantangan yang biasa ditemukan dalam mencari kandidat yang berkualitas adalah kandidat dengan minim pengalaman di industri (62%), kurang menguasai kemampuan teknis (55%), dan ekspektasi gaji dan tunjangan yang terlalu tinggi (40%).

Related