Tahun 2024, Industri Manufaktur Ditargetkan Tumbuh 5,80%

marketeers article
Ilustrasi pabrik manufaktur, sumber gambar: 123rf

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan industri manufaktur nasional bisa tumbuh sebesar 5,80% pada tahun 2024. Target ini ditetapkan mempertimbangkan kinerja manufaktur yang tumbuh positif di tengah tantangan geoekonomi dan geopolitik global.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian RI menuturkan, selama ini industri manufaktur menjadi tulang punggung dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal ini tercemin dari kontribusinya yang tergolong paling besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, dengan capaian 16,83% pada triwulan III tahun 2023.

BACA JUGA: RI dan India Pertahankan PMI Manufaktur di Atas 50 dalam 25 Bulan

“Kami memproyeksi untuk pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2023 sebesar 4,81%, dan kami tetapkan target tahun 2024 sebesar 5,80%,” kata Agus melalui keterangannya, Senin (15/1/2024).

Menurutnya, industri manufaktur juga konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor. Pada periode Januari hingga November 2023, ekspor produk manufaktur masih mendominasi dengan nilai lebih dari US$ 171,23 miliar.

BACA JUGA: RI Masuk 10 Besar Produsen Manufaktur Dunia, Kontribusinya 1,4%

Berdasarkan laporan safeguardglobal.com menyebutkan, Indonesia masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia, yang sekaligus satu-satunya negara Asia Tenggara (ASEAN) di dalam daftar tersebut.

Berdasarkan publikasi tersebut, Indonesia berkontribusi sebesar 1,4% kepada produk manufaktur global. Posisi prestisius ini merupakan kenaikan yang berarti, karena pada empat tahun yang lalu, Indonesia masih berada di posisi 16.

Guna membidik sasaran tersebut, Kemenperin fokus menjalankan berbagai program prioritas pada tahun 2024. Misalnya, program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM), serta program penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi.

Selain itu, upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing industri dilaksanakan melalui program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Program ini melanjutkan hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor, yakni industri berbasis agro, industri berbasis bahan tambang dan mineral, serta industri berbasis migas dan batubara.

“Kami juga akan melaksanakan program bantuan pemerintah untuk pembelian kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) roda dua baru, pengembangan kawasan industri, serta fasilitasi sertifikasi industri hijau,” kata Agus.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related