Tekan Konsumsi Energi, Shell Luncurkan Immersion Cooling Fluids

marketeers article
Shell memperkenalkan Immersion Cooling Fluids. (FOTO: Shell)

Shell memberikan perhatian dalam bisnis pusat data (data center). Pasalnya, bisnis itu tengah mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan digitalisasi di berbagai lini.

Arie Satyanggoro, Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia mengatakan perhatian itu diwujudkan lewat pengenalan produk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids) untuk menjaga komponen komputer tetap dingin dengan cara yang lebih efisien. 

Menurutnya, produk Shell Lubricants ini pertama kali hadir di Indonesia bertujuan untuk mengurangi konsumsi energi, air, dan emisi karbon dioksida untuk bisnis pusat data yang sedang mengalami pertumbuhan.

“Produk immersion cooling fluids ini merupakan solusi energi terintegrasi Shell Lubricants untuk mendukung server data dan komponen teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja, efisiensi, dan keberlanjutan. Terbuat dari gas alam menggunakan proses gas-to-liquid atau GTL, produk ini telah dikembangkan selama lebih dari 40 tahun,” kata Arie Satyanggoro dalam keterangan pers kepada Marketeers, Senin (6/11/2023).

BACA JUGA:  Shell Indonesia Dorong Inovasi Generasi Muda di Sektor Pelumas

Ia menekankan pengembangan produk ini ditujukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi industri sektor pusat data terkait permintaan akses informasi yang lebih cepat dengan cloud computing, media streaming, dan pertumbuhan artificial intelligence. Akan tetapi, sektor pusat data juga harus dioperasikan dengan cara-cara yang ramah lingkungan.

Immersion cooling fluids dari Shell sendiri digunakan bersamaan dengan immersion tank, misalnya yang disediakan oleh Gigabyte Technology yang hadir untuk dapat meningkatkan efisiensi energi dan penghematan biaya operasional.

Menurutnya, dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, teknologi immersion cooling dapat meningkatkan performa dari central processing unit (CPU) hingga 40% dan mengurangi konsumsi listrik hingga 48% sehingga dapat menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.

BACA JUGA:  Ekonomi Digital Lampaui US$ 124 Miliar, PDG Luncurkan Pusat Data

Pengembangan ini akan memberikan peran positif mengingat industri pusat data telah menjadi salah satu industri yang terus berkembang di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dalam permintaan pusat data, baik dari segi volume maupun kualitas layanan yang diinginkan oleh pelanggan.

Berdasarkan Data Center Indonesia, volume permintaan diperkirakan akan tumbuh dari US$ 2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi US$ 3,98 miliar pada tahun 2028 dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 14,09% selama periode perkiraan pada 2023-2028.

“Upaya menciptakan solusi berkelanjutan ini sejalan dengan strategi Powering Progress kami secara global untuk mempercepat transisi bisnis ke net-zero emission. Hadirnya teknologi immersed cooling fluids di Indonesia ini akan mendukung industri teknologi yang terus berkembang seperti untuk pusat data yang merupakan fasilitas berintensitas energi,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related