Sebuah video yang viral di TikTok baru-baru ini mengeklaim bahwa sebagian besar tas mewah sebenarnya dibuat di Cina. Adalah @senbags2, akun yang pertama kali mengunggah video yang mengatakan bahwa 80% tas mewah dibuat di Negeri Tirai Bambu.
Dalam video itu, sang pemilik akun membeberkan bahwa tas-tas tersebut hampir sepenuhnya rampung di pabrik Cina. Lalu, merek-merek ternama hanya melakukan pengepakan ulang dan pemasangan logo.
Klaim tersebut menuai perdebatan dan memunculkan rasa penasaran publik, terutama terhadap merek-merek besar seperti Hermès. Namun, benarkah demikian?
BACA JUGA: 6 Perbedaan Gambar Buatan AI dan Manusia, Jangan Terkecoh!
Benarkah Tas Mewah Dibuat di Cina?
Menurut penelusuran Newsweek, merek-merek besar dalam industri fesyen mewah umumnya tidak memproduksi barang mereka di negara lain. Salah satu contoh yang paling dikenal ialah Hermès.
Merek asal Prancis ini tak memproduksi tasnya di Cina. Tas-tas Hermès dibuat di Prancis, lebih tepatnya di sejumlah bengkel seperti di Pantin yang terletak dekat Paris, Ardennes, Lyon, serta Normandy.
Proses pembuatan tas Hermès sendiri dapat memakan waktu antara 15 hingga 40 jam. Untuk model ikonik seperti Birkin, Kelly, atau Constance, para pengrajin harus menjalani pelatihan hingga lima tahun sebelum diizinkan membuatnya.
Hermès bahkan juga punya penyamakan kulit sendiri demi menjaga kualitas dari bahan mentah hingga produk akhir. Keaslian tas Hermès dapat dikenali dari kode khusus yang dicap panas di bagian dalam tas, menandakan tahun serta lokasi produksinya.
Bagaimana dengan Merek Mewah Lain?
Menurut laporan Lyst Index kuartal IV 2024, tiga merek fesyen mewah paling populer di dunia adalah Prada, Miu Miu, dan Saint Laurent. Prada dan Miu Miu, yang berada di bawah naungan Prada Group, memproduksi tas-tas mereka di Italia.
BACA JUGA: Tarif Impor AS Naik, Apa Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia?
Fasilitas utama mereka terletak di kompleks Valvigna, Tuscany. Sementara itu, Saint Laurent memiliki fasilitas produksi di Prancis dan Italia, termasuk di distrik industri kulit di Tuscany, tempat brand besar lain seperti Gucci dan Dior juga memproduksi produknya.
Aturan Pelabelan di Uni Eropa
Klaim bahwa tas mewah dibuat di Cina juga diragukan keakuratannya jika melihat regulasi pelabelan produk di Uni Eropa, yang diatur dalam Regulasi UE 952/2013. Prancis dan Italia memberlakukan standar yang lebih ketat untuk melindungi industri artisan dan mewah mereka.
Suatu produk hanya bisa dilabeli “Made in Italy” jika transformasi substansial terakhir terjadi di Italia. Begitu pula dengan “Made in France”, di mana langkah produksi utama harus dilakukan di Prancis.
Beberapa merek asal Prancis seperti Hermès bahkan melangkah lebih jauh dengan memastikan seluruh proses mulai dari desain, pemilihan bahan, pemotongan, perakitan, hingga finishing dilakukan sepenuhnya di Prancis.
Banyak dari mereka mengikuti sertifikasi Origine France Garantie (OFG), yang mewajibkan karakteristik utama produk berasal dari Prancis serta setidaknya 50% biaya unit produksinya dilakukan di wilayah tersebut.
Editor: Tri Kurnia Yunianto