Aplikasi BukuKas Fokus Bidik UMKM Jadi Target Market

marketeers article

Aplikasi pengelola keuangan digital, BukuKas kian fokus menggarap segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai target market. Langkah ini diambil berdasarkan riset pasar BukuKas yang menemukan masih banyak pelaku UMKM yang belum mendapatkan servis dan produk finansial berbasis digital.

BukuKas akan menyasar pelaku UMKM berbesar pendanaan baru yang mereka terima dari Surge, program percepatan perusahaan rintisan milik Sequoia Capital India. Pendanaan babak baru tersebut diikuti oleh Credit Saison, Hustle Fund, Whiteboard Capital, 500 startup dan sejumlah angel investor.

Dengan pendanaan awal itu, BukuKas menyasar untuk memperkuat bisnisnya dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) Indonesia guna memahami dan mengatur alur keuangan mereka secara lebih efektif dengan pembukuan digital yang gratis, inovatif, aman dan mudah digunakan, serta bisa diunduh oleh para pebisnis lewat ponsel pintar mereka.

“Sebelum meluncurkan BukuKas, kami melakukan riset dengan mewawancara ribuan pedagang di Indonesia untuk memahami pain point (masalah) mereka.  Kami percaya, semua orang berhak mendapatkan servis dan produk finansial terbaik untuk setiap kebutuhan finansial dan aspirasi individu, terlepas dari kekayaan yang mereka miliki,” jelas CEO dan Founder BukuKas Krishnan M. Menon di Jakarta, Jumat (08/05/2020).

BukuKas menargetkan, dapat memberdayakan 56 juta pedagang mikro melalui platform mereka.

Aplikasi mobile BukuKas mengambil positioning sebagai penyedia solusi pembukuan yang sederhana dan inovatif bagi UMKM. Melalui platform ini, UMKM dapat memonitor penjualan, keuntungan dan kredit, hingga mengirim pesan pengingat pembayaran lewat WhatsApp kepada para pelanggan saat kredit jatuh tempo. 

“Hal itu memungkinkan pemilik usaha kecil untuk menghemat 40 menit setiap hari dan Rp 76 ribu setiap bulan, serta menghindarkan mereka dari proses kalkulasi manual dan penyelarasan saldo yang merepotkan,” papar Menon.

Sejak Januari-Maret 2020, jumlah pedagang yang menggunakan BukuKas tumbuh 20 kali lipat dan angka transaksi meningkat 60 kali dengan sebagian besar pedagang menggunakan produk ini beberapa kali setiap hari.  Hingga April 2020, BukuKas melayani lebih dari 250 ribu pedagang yang telah mencatatkan transaksi senilai US$ 150 juta (setara dengan Rp 2,26 triliun).

Dalam jangka panjang, perusahaan ini berencana untuk mempercepat proses inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM di Asia Tenggara. BukuKas juga akan memperluas penawaran produk, termasuk menghadirkan layanan neo-banking.

Hal ini dilakukan untuk membawa populasi tanpa akses perbankan yang besar ini di Asia Tenggara ke dalam ekosistem finansial melalui solusi perbankan digital yang inovatif dan berpusat kepada pelanggan (customer-centric).

Related