Bisnis dan Konsumen Menjadi Tanggung Jawab Karena Tren Sustainability

profile photo reporter Marketeers
Marketeers
19 Februari 2021
marketeers article
Young Asian woman with smartphone standing against street blurred building background. Fashion business photo of beautiful girl in red casual suite with phone and cup of coffee

Artikel ini ditulis oleh Samira Shihab, CEO Tinkerlust.


Mulai dari produk kecantikan sampai kebutuhan rumah tangga, istilah seperti “natural”, “organik”, dan “lokal” mudah ditemukan pada label produk-produk tersebut. Sebagian dari konsumen pun rela mengeluarkan uang lebih untuk membelinya. Semakin hari semakin banyak perusahaan yang menanamkan nilai sustainability dalam business model-nya.

Ini merupakan tren yang bagus, karena tidak hanya mengurangi carbon footprint, tetapi dapat meningkatkan engagement dan loyalitas konsumen, ditambah dengan keunggulan kompetitif yang diperoleh perusahaan.

Membuat bisnis menjadi “lebih hijau” memang membutuhkan investasi awal, tetapi seiring waktu, menerapkan prinsip sustainability dalam bisnis bisa menghemat uang. Survei McKinsey tahun 2011 menemukan bahwa 33% bisnis melakukan praktik sustainable untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memangkas biaya. Pada umumnya perusahaan tradisional hanya fokus pada keuntungan, namun perusahaan dengan prinsip sustainability fokus pada triple bottom line yaitu people, planet, dan profits.

123RF

Akankah tren sustainability menghasilkan keuntungan dalam kondisi ekonomi sekarang ini? Situasi ekonomi diperkirakan tidak akan membaik secara dramatis dalam waktu dekat, hal ini dapat berdampak negatif terhadap produk-produk ramah lingkungan terutama produk dengan harga premium. Walaupun begitu, akan tetap ada sekumpulan orang-orang yang akan belanja produk-produk sustainable. Dan dalam waktu bersamaan, konsumen akan lebih sadar dan mulai mempelajari isu-isu lingkungan seperti perubahan iklim dan gaya hidup berkelanjutan.

Hal ini dapat mendorong konsumen membantu memperbaiki masalah lingkungan dengan beralih ke produk-produk yang lebih bertanggung jawab. Di Indonesia, pembelian produk ethical masih tergolong rendah. Konsumen di negara ini cenderung menyukai produk yang praktis dan ekonomis. Namun, studi-studi terbaru mengungkapkan bahwa konsumen Indonesia semakin condong ke arah gaya hidup yang conscious dan mulai menunjukkan preferensi terhadap produk-produk ramah lingkungan.

Dalam studi tentang pembelian produk sustainable, terdapat hal menarik pada buying behavior antara pria dan wanita. Sebuah eksperimen yang dilakukan oleh profesor Utah State University menunjukkan bahwa terdapat hubungan psikologis antara sustainability dengan femininity.

Dalam beberapa tahun terakhir, seluruh dunia memang lebih sadar terhadap topik hidup berkelanjutan, namun wanita telah mengalahkan pria dalam mengadopsi gaya hidup tersebut. Perbedaan yang mencolok dari buying behavior antara wanita dan pria terlihat dalam pembelian barang-barang tersier. Maka dari itu, makin banyak produk-produk kecantikan, pakaian, dan kebutuhan perawatan lain yang menjadi lebih “green” untuk menarik perhatian para pembeli wanita.

123RF

Meningkatnya tren gaya hidup sustainable mengakibatkan konsumen jadi lebih hati-hati dalam memilih merk. Salah satunya dalam bidang fashion, karena faktanya industri fashion memiliki dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan. Sebelum isu lingkungan mulai disorot, konsumen hanya memikirkan dua hal yaitu biaya dan style dalam belanja pakaian.

Namun sekarang, ada pertimbangan baru untuk sebagian konsumen. Salah satu prinsip ethical dalam bidang mode yaitu slow fashion, dimana konsumen membeli dan menggunakan pakaian dengan lebih bijak. Sebagai contoh, tren thrift shop banyak bermunculan di sosial media sejak tiga tahun terakhir. Terutama para millennial yang dengan bangga memamerkan barang bekas yang mereka beli dan menganggap thrifting sebagai pencarian harta karun.

Tidak hanya membeli barang-barang bekas, yang dapat dilakukan dalam mendukung slow fashion yaitu dengan membeli barang secukupnya, membeli pakaian dengan bahan yang kokoh dan kualitas yang baik supaya tahan lama, dan membeli pakaian dengan style yang timeless supaya bisa dipakai berulang-ulang.

Pada bulan September 2020, Tinkerlust memulai strategi baru yang dinamakan Local Heroes yaitu dengan bekerja sama dengan merek-merek buatan Indonesia yang memiliki prinsip sustainable, natural, atau fair trade. Kami menyadari betapa pentingnya mendukung merk-merk lokal Indonesia sambil meningkatkan awareness terhadap sustainable living. Membeli barang lokal pun termasuk dalam komponen penting dari green living, karena barang yang diproduksi tidak perlu dikirim ke seluruh negeri untuk bisa sampai di tangan konsumen. Merk lokal pun menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, ini menguntungkan baik untuk pembeli maupun penjual.

Campaign Local Heroes dari Tinkerlust tetap berjalan untuk tahun ini dan hopefully tahun-tahun mendatang. Kami dengan terbuka menyambut sustainable local brand yang ingin ikut berpartisipasi dalam campaign ini. Karena kolaborasi dan partnership merupakan strategi marketing yang sangat penting dan relevan terutama pada situasi seperti sekarang. Dengan partnership dan kolaborasi, bisnis akan lebih mudah menjangkau pasar baru, memperoleh akses suatu produk, dan meningkatkan loyalitas konsumen.

Related