Brand Values Jadi Faktor Utama Konsumen Percaya Iklan

marketeers article

Sisi kehidupan nyata manusia dan metode bercerita atau storytelling tampaknya menjadi amunisi ampuh dalam komunikasi pemasaran. Hal ini nampak dari riset global yang dilakukan oleh Nielsen bertajuk Trust in Advertising Study 2021. Riset ini menyatakan iklan yang mengangkat situasi kehidupan nyata manusia dan dibumbui dengan humor menempati posisi teratas. Termasuk konsumen lebih percaya pada iklan yang mengusung brand values yang diperjuangkan oleh merek.

“Tak heran bila humor dan kehidupan nyata menjadi konten yang paling dekat dengan audiens. Kami melihat iklan yang menyentuh hati akan tetap unggul dari jenis maupun topik iklan lainnya dan membantu kita mempertahankan audiens,” ujar Cathy Heeley, International Media Analytics Lead, Nielsen seperti dikutip dari keterangan resmi Nielsen Indonesia.

Selain itu, Nielsen menemukan word of mouth masih menjadi sarana ampuh. Menurutnya, 88% orang paling memercayai rekomendasi dari orang yang mereka kenal. Lebih dari 50% orang memercayai saluran ini dibanding saluran lain, seperti banner online dan iklan video di ponsel maupun tablet, iklan SMS, dan mesin pencari. Pengaruh influencer pun tidak berjalan sebaik teman dan keluarga.

“Di setiap belahan dunia yang diteliti, rekomendasi personal dari keluarga atau teman adalah yang paling dipercaya,” kata Cathy.

Cathy menyatakan, bila brand promise dan brand experience bersinergi dengan baik, maka angka penjualan akan meningkat singnifikan.

Selain itu, dari riset tersebut, konsumen saat ini sudah semakin cerdas dan bijaksana. Menurut Nielsen, konsumen akan lebih percaya pada merek yang bisa menghadirkan keautentikan dan menunjukkan nilai-nilai merek yang kuat. Iklan produk tembakau menjadi iklan yang paling tidak dipercaya. Sementara, iklan makanan menjadi iklan yang paling dipercaya secara keseluruhan.

“Narasi dari iklan telah berubah dan, di seluruh dunia, konsumen mencari tentang apa itu makna dari brand values apa yang mereka perjuangkan dan bagaimana hal tersebut diterapkan,” kata Cathy.

Studi ini melibatkan 40.000 orang selama Agustus hingga September 2021 di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia Pasifik, Amerika Utara, dan Amerika Latin. Studi ini merupakan bagian dari Survei Penelitian Media (Media Research Survey) yang dilakukan oleh Nielsen guna memahami lanskap periklanan guna membantu para pengiklan dan perusahaan membuat strategi periklanan yang lebih efektif.

Related