Cara Coca-Cola Lindungi Pemulung dan Petugas Kebersihan dari COVID-19

marketeers article

Selama pandemi COVID-19 melanda, beberapa profesi dan kelompok masyarakat dianggap rentan terhadap penularan virus. Contohnya adalah pengemudi kendaraan umum, tenaga kesehatan, dan berbagai profesi lain yang harus tetap bekerja di luar rumah bahkan ketika masa pembatasan sosial. Di antara profesi tersebut, pemulung dan petugas kebersihan kerap terabaikan, padahal, mereka merupakan kelompok profesi dan masyarakat yang termasuk rentan tertular virus.

Melihat hal ini, Coca-Cola melalui Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) berupaya memerhatikan kelompok profesi pemulung dan petugas kebersihan dalam menjaga mereka dari penularan virus. Hal ini sejalan dengan program CCFI dalam beberapa tahun terakhir, yaitu pengelolaan sampah plastik bekas pakai yang banyak melibatkan kelompok profesi ini.

“CCFI berinisiatif untu memberikan perhatian berupa perlindungan kepada kelompok profesi ini yang merupakan garda terdepan dalam aspek kebersihan lingkungan,” kata Triyono Prijosoesilo, Wakil Ketua Pelaksana Coca-Cola Foundation Indonesia.

Dalam program Bantu Pemulung dan Petugas Persampahan Aman dari COVID- 19 ini, CCFI menggandeng dua yayasan di antaranya Greeneration Foundation dan BenihBaik.com. Perusahaan pun menyalurkan paket bantuan sembako dan hygiene kit kepada 6.290 pemulung dan petugas kebersihan. Bantuan ini disebarkan di berbagai wilayah di Indonesia.

Tidak hanya itu, bantuan ini juga hadir dalam bentuk penyediaan alat pelindung diri (APD) dan modul edukasi pencegahan dan penanganan COVID-19. Sejauh ini, Greeneration telah mendistribusikan 2.500 paket kepada pemulung dan petugas sampah secara bertahap di 25 wilayah.

Sementara itu, BenihBaik.com membantu menyalurkan dana sebesar Rp 1,4 miliar dalam bentuk paket bantuan kepada 3.790 pemulung yang tersebar di Bekasi, Jakarta Utara, Tangerang, Pontianak, Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan.

“Untuk APD, kami memberikan masker guna ulang, sarung tangan, topi, dan sepatu boots untuk mendukung keamanan kerja mereka. Sementara, modul edukasi COVID-19 telah disunting oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dengan alasan agar Pemulung dan Petugas Sampang lebih aware terhadap risiko pandemi dan bisa menjadi agen pencegah,” tambah Tri.

Data Greeneration Foundation mengatakan, ada 300.000 pemulung dan 600.000 petugas persampahan yang ada di Indonesia. Selain itu, terdapat 2,4 juta keluarga pemulung yang menggantungkan hidupnya dengan pengolahan sampah.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related