Dorong Kolaborasi Transisi Energi, PLN Gelar Nusantara Power Connect

marketeers article
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo bersama Direktur Pemasaran dan Pengembangan Usaha Rekadaya Elektrika, Vernon Sapalatua. (FOTO: PLN)

PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power atau PLN NP menyelenggarakan Nusantara Power Connect 2023. PLN melalui ajang ini ingin mengajak berbagai pihak di industri ketenagalistrikan untuk mempercepat transisi energi di Tanah Air.

Jisman Hutajulu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan kegiatan ini digelar untuk mempertemukan lebih dari 120 perusahaan pelaku bisnis kelistrikan lewat 20 sesi konferensi dengan 70 pembicara nasional dan internasional serta stakeholders di bidang energi.

“Nusantara Power Connect 2023 diharapkan menjadi episentrum diskusi perkembangan industri ketenagalistrikan di Indonesia. Kami pun mengapresiasi upaya PLN yang telah berkolaborasi bersama pemerintah dalam transisi energi demi mencapai target Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih awal,” kata Jisman Hutajulu dikutip dari website Kementerian BUMN, Selasa (12/9/2023).

Ia juga menekankan upaya pemerintah dalam transisi energi, salah satunya melalui penyusunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) lebih hijau dari RUPTL sebelumnya, serta penyelarasan dengan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN). Seluruh hal itu pun perlu ditunjang lewat kolaborasi dengan beragam mitra strategis.

BACA JUGA:  Kolaborasi, PLN Bangun Integrated Green Hydrogen dan Green Ammonia

“Pemerintah tidak bisa sendirian, transisi energi membutuhkan kolaborasi semua pihak termasuk pengusahaan. Hal itu diperlukan untuk menjawab berbagai tantangan dalam mewujudkan transisi energi mulai dari persoalan infrastruktur energi, teknologi, dan pembiayaan,” ujarnya.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN mengatakan sebagai penyokong ketahanan energi, PLN berkomitmen untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam melakukan transisi energi di Indonesia. Menurutnya, PLN terus berupaya melakukan akselerasi pengembangan energi terbarukan melalui Accelerated Renewable Energy Development.

Akselerasi itu dilakukan karena upaya tersebut mampu menambah porsi energi baru terbarukan (EBT) hingga 75% sampai dengan tahun 2040. Langkah akselerasi itu sendiri diwujudkan lewat langkah PLN yang akan membangun Green Enabling Super Grid secara bertahap yang menghubungkan listrik Sumatera–Jawa, Kalimantan–Jawa, dan Sumba–Bali–Jawa.

BACA JUGA:  Beralih ke Energi Terbarukan, Uni-Charm Pasang PLTS di Dua Pabrik

Dengan demikian, lokasi sumber EBT berskala besar yang berada di daerah terpencil dapat disalurkan ke pusat demand listrik yang sudah ada dan yang akan muncul pada masa depan.

Green Enabling Super Grid ini membuat sistem kelistrikan Indonesia yang sebelumnya terpisah antar pulau menjadi terhubung satu sama lain dan mampu meningkatkan penggunaan baseload renewable energy menjadi 32 GW,” ucap Darmawan.

PLN juga mengembangkan end to end smart grid yang terdiri dari Smart Power Plant, Smart Transmission, Smart Control Center, Smart Distribution dan Smart Metering yang tidak hanya mampu mengatasi intermitensi pada pembangkit energi terbarukan, namun juga mampu meningkatkan keandalan sistem kelistrikan.

BACA JUGA:  Tekan Emisi PLTU dan PLTGU, PLN IP Pakai Teknologi ESP dan CEMS

“Dengan seluruh upaya yang dilakukan tersebut, akan ada peningkatan penambahan pembangkit EBT hampir 3 kali lipat dari sebelumnya 22 GW pada skenario business as usual menjadi 60 GW pada 2040,” ujarnya.

Ia menambahkan pihaknya membuka kolaborasi dengan berbagai pihak untuk merealisasikan penambahan pembangkit tersebut. Sebab itu, Nusantara Power Connect 2023 yang digelar pada 11 dan 12 September 2023 di Jakarta Convention Center itu diharapkan bisa menjadi sarana untuk membuka peluang kolaborasi yang lebih luas.

“Kami terbuka atas seluruh kolaborasi, investasi baru, inovasi baru untuk bisa mempercepat target transisi energi. Seluruh risiko telah kita petakan satu per satu. Kita juga telah berhasil membangun ekosistem kelistrikan dan iklim investasi yang kondusif untuk seluruh pihak,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related