Dorong Transisi Energi, Pertamina Berkolaborasi dengan Sinopec

marketeers article
Pertamina melakukan kerja sama dengan Sinopec. (FOTO: Pertamina)

PT Pertamina (Persero) terus melakukan beragam aksi untuk mendorong transisi energi menuju energi yang lebih ramah lingkungan. Salah satu aksi itu diwujudkan lewat kerja sama bisnisnya dengan Sinopec, perusahaan energi milik negara Cina.

Nicke Widyawati, Direktur Utama & CEO PT Pertamina (Persero) mengatakan kolaborasi ini dilakukan untuk mempercepat komitmen perusahaan dalam melakukan transisi energi dan meningkatkan peluang pengembangan bisnis global.

“Kerja sama ini mencakup kesepakatan yang cukup luas meliputi berbagai kegiatan bisnis, mulai dari hulu, hilir, hingga energi baru & terbarukan atau new & renewable energy (NRE), hingga pengembangan kemampuan sumber daya manusia. Di sektor hulu, Pertamina dan Sinopec akan memperluas kolaborasi dalam kegiatan seperti pengembangan unconventional hydrocarbon, carbon capture utilization and storage (CCUS), enhanced oil recovery (EOR), dan pengeboran ultra-deep,” kata Nicke Widyawati dikutip dari website Pertamina, Rabu (15/11/2023).

BACA JUGA:  Transisi Energi Hijau Sejalan dengan Transformasi Digital

Kolaborasi ini juga termasuk penguatan kegiatan riset dan pengembangan serta pengembangan bisnis hulu. Sementara itu, kolaborasi di sektor hilir meliputi bisnis bahan bakar dan bisnis non-bahan bakar, pelumas, aviasi, petrokimia, serta transportasi dan logistik.

Sebagai bagian dari kolaborasi di sektor NRE, kedua belah pihak akan mengeksplorasi potensi dalam pengembangan energi panas bumi, hidrogen, dan tenaga surya. Ia pun menekankan kolaborasi dengan mitra strategis merupakan hal yang krusial bagi perusahaan untuk mempercepat bisnis selama era transisi energi saat ini.

BACA JUGA:  Universitas Pertamina Didorong Bisa Tekankan Sustainability Skills

“Di tengah tantangan yang dihadapi akibat perubahan iklim dan transisi energi, kolaborasi dengan mitra adalah hal krusial untuk mengatasi isu-isu ini dan mempercepat pertumbuhan bisnis Pertamina melalui transfer pengetahuan dan teknologi,” ucapnya.

Ia mengungkap saat ini Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan dalam mencapai keamanan energi, seperti ketergantungan pada bahan bakar fosil, penurunan produksi minyak, dan peningkatan terus menerus dalam permintaan energi nasional.

Karenanya, ia menekankan keamanan energi merupakan prioritas utama bagi Indonesia sehingga negara perlu mengurangi ketergantungan pada impor dengan melakukan beragam strategi. 

“Sejumlah strategi yang bisa dilakukan diantaranya adalah diversifikasi energi, mengoptimalkan sumber daya energi lokal sambil memperluas akses ke sumber energi yang lebih bersih,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related