Dua Tren Gaya Hidup yang Berkembang di Tengah Pandemi

marketeers article
Volunteers with donation box with foodstuffs on grey background

Kehidupan masyarakat Indonesia bahkan dunia harus mengalami perubahan karena wabah COVID-19 yang muncul pada akhir tahun 2019. Tidak hanya sektor kesehatan, berbagai industri harus merasakan imbas dari pandemi.

Perekonomian pun terguncang. Banyak orang kehilangan mata pencaharian dan harus merasakan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meski kesulitan dirasakan berbagai lapisan masyarakat, hal tersebut tidak menjadikan masyarakat Indonesia menjadi pelit. Berbagi bahkan menjadi tren selama pandemi berlangsung.

Indonesia bahkan tercatat menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia versi Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021. Sepanjang tahun 2020, Indonesia menorehkan skor sebesar 69% atau naik dibandingkan tahun 2018 yaitu sebesar 59% pada saat indeks tersebut terakhir kali dirilis.

Dalam laporan tersebut diketahui bahwa delapan dari 10 orang Indonesia rela menyumbangkan uangnya. Sedangkan, tingkat sukarelawan di Tanah Air lebih besar tiga kali lipat dibandingkan rata-rata dunia.

“Selama pandemi, kita bisa melihat banyaknya orang yang saling berkirim makanan, menggalang dana melalui media sosial, mendonorkan plasma serta bergotong royong untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Ini menunjukkan bahwa orang Indonesia suka saling membantu,” ujar Lifestyle Assistant Editor Kompas.com Lusia Kus Anna pada acara Marketeers iClub bertajuk Recover Faster: How to Survive from Crisis by Blending Marketing & Entrepreneurship, Jumat (30/07/2021).

Selain tren yang menunjukkan solidaritas sosial, tren lain yang hadir di tengah masyarakat adalah kesadaran terhadap kesehatan mental. Lusia menjelaskan bahwa pandemi telah menimbulkan rasa cemas, stres, dan depresi. World Health Organization (WHO) menyatakan kesehatan mental berpotensi menjadi wabah pascapandemi.

Untuk menghindari kecemasan, stres, hingga depresi, Lusia memberikan sejumlah tips. Pertama, mencoba makanan dan minuman yang sedang hits. Hal tersebut bisa membawa kesenangan bagi diri. Kedua, tetap berolahraga. Misalnya, dengan mengikuti kelas-kelas online seperti untuk yoga atau yang lebih aktif lagi, zumba.

Ketiga, menata interior rumah. Bagi Anda yang bekerja dari rumah (work from home), buatlah tatanan meja kerja Anda menyenangkan. Sehingga, Anda bisa tetap merasa nyaman meski bekerja dari rumah.

Dari keseluruhan pemaparannya, Lusia menekankan dua tren yaitu memunculkan solidaritas sosial dan kesadaran kesehatan mental. Setelah pandemi ini usai, bukan tidak mungkin tren-tren tersebut akan berlanjut dan berkembang di tengah masyarakat.

Related