Gelombang kepanikan melanda para pembeli iPhone di Amerika Serikat (AS) setelah muncul kekhawatiran bahwa harga perangkat buatan Apple itu akan melonjak drastis dalam waktu dekat.
Hal ini dipicu oleh kebijakan tarif baru dari Presiden Donald Trump, yang dikenal dengan sebutan tarif “Liberation Day”. Banyak orang kini bergegas membeli iPhone terbaik yang mereka mampu sebelum harganya naik tajam.
Dirangkum dari laporan AppleInsider, Selasa (8/4/2025), toko-toko resmi Apple di AS kini terlihat sesibuk musim liburan. Para pegawai toko mengaku sering ditanya soal kemungkinan kenaikan harga iPhone, namun Apple belum memberikan arahan atau penjelasan resmi tentang hal tersebut.
Bahkan, beberapa toko dilaporkan mencatat penjualan yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terutama pada akhir pekan lalu. Ini menjadi tanda bahwa kekhawatiran konsumen cukup besar terhadap potensi kenaikan harga.
Panic buying seperti ini menurut laporan akan terus berlanjut selama belum ada kejelasan dari Apple atau pemerintah. Ada kemungkinan bahwa Apple akan menaikkan harga seluruh lini produknya untuk menyesuaikan beban tarif baru, atau membebankan sebagian biaya itu kepada pemasok demi menjaga harga tetap stabil.
BACA JUGA: Tarif Baru dari Negeri Paman Sam, Harga iPhone 16 Bisa Naik Segini
Tarif baru yang diberlakukan pada 2 April lalu memberikan dampak besar terhadap Apple dan rantai pasokannya. Kini, semua barang impor ke AS dikenakan tarif sebesar 10%, sementara barang dari Cina bisa menghadapi tarif hingga 104% dalam waktu dekat.
Banyak pihak khawatir Apple akan meneruskan beban biaya ini kepada konsumen. Salah satu laporan bahkan memprediksi kenaikan harga iPhone hingga 43% pada bulan September 2025.
Sebagai langkah sementara, Apple dikabarkan telah menimbun persediaan perangkat iPhone generasi saat ini dan berencana meningkatkan impor dari India, yang hanya dikenai tarif sebesar 26%. Langkah ini dianggap bisa membantu Apple menstabilkan harga dalam jangka pendek.
Namun, solusi jangka panjang seperti pengecualian tarif masih belum terlihat jelas.
BACA JUGA: iPhone 16 Resmi Mulai Dijual di Indonesia pada 11 April 2025
Satu-satunya cara Apple bisa mendapatkan pengecualian tarif adalah lewat perintah langsung dari Presiden Trump. Tidak ada jalur formal lain yang bisa digunakan perusahaan untuk mengajukan permintaan tersebut.
Berbeda dari masa lalu, tarif kali ini diberlakukan lewat undang-undang International Emergency Economic Powers Act (IEEPA), yang memberi kekuasaan lebih besar kepada presiden. Meski terdengar sulit, dua laporan berbeda menyebutkan bahwa kemungkinan adanya pembicaraan antara Apple dan pemerintahan Trump cukup kuat.
CEO Apple Tim Cook diketahui memiliki hubungan komunikasi langsung dengan Trump, dan biasanya mereka membahas isu-isu penting yang berdampak besar terhadap Apple. Secara keseluruhan, Apple diperkirakan meminimalkan dampak dari tarif ini dengan meningkatkan pengiriman dari India dan memanfaatkan stok perangkat yang sudah ada.
Untuk saat ini, kenaikan harga iPhone 16 tampaknya masih bisa dihindari. Namun, untuk iPhone 17 yang akan dirilis pada September 2025, potensi kenaikan harga masih terbuka lebar.
Di Indonesia, iPhone 16 sendiri baru akan mulai di jual per 11 April nanti. Setelah drama berkepanjangan pemerintah Indonesia dengan perusahaan asal Cupertino ini, penjualan iPhone 16 di Indonesia kini terbayang masalah baru.
Editor: Ranto Rajagukguk