Geopolitik Dunia Memanas, Harga Minyak Terkerek Hampir 1%

marketeers article
Pengeboran minyak lepas pantai. Sumber gambar: 123rf

Harga minyak dunia naik menyentuh 1% atau US$ 1 per barel pada perdagangan 5 Februari 2024 akibat kondisi geopolitik dunia yang kian memanas di Timur Tengah serta Rusia dan Ukraina.

Mengutip dari Reuters, konflik ini berpengaruh terhadap pasokan minyak mentah dunia sehingga berpengaruh pada kenaikan harga.

“Kenaikan harga pada Senin yang mengikuti penurunan harga pada minggu lalu, tidak seperti lonjakan harga yang didorong oleh risiko di masa lalu,” kata Gaurav dilansir dari Reuters, Selasa (6/2/2024).

Adapun harga minyak mentah Brent yang merupakan patokan harga dunia naik 66 sen di level US$ 77,99 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate Amerika Serikat (AS) ditutup pada US$ 72,78 per barel atau naik 50 sen dengan persentase 0,7%.

BACA JUGA: Pertamina Hulu Mahakam Sukses Genjot Produksi Sumur Minyak Tua

Para pedagang saat ini memantau situasi di Timur Tengah yang terus memanas. Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas tampaknya masih sulit tercapai yang mengindikasikan ketegangan di wilayah penghasil minyak akan terus berlanjut.

Situasi diperburuk dengan langkah AS yang melanjutkan perlawanan terhadap Houthi di Yaman lantaran serangan terhadap kapal kargo berbendera AS dan negara-negara pendukung Israel. Hal ini berdampak pada terhambatnya jalur perdagangan minyak global.

BACA JUGA: Pertamina Raih Produksi Minyak 10.000 Barrel di Lapangan Petani

Sementara itu di Rusia, dua pesawat tak berawak Ukraina menyerang kilang minyak terbesar di selatan negara itu pada Sabtu, 3 Februari 2024. Serangan tersebut merupakan rangkaian serangan jangka panjang terhadap fasilitas minyak milik Rusia yang berdampak pula terhadap ekspor minyak.

Gaurav Sharma, analis energi independen yang berbasis di London menjelaskan, faktor lain yang memengaruhi harga minyak di AS, yakni adanya pertumbuhan bisnis sektor jasa. Selain itu, harapan The Fed menurunkan tingkat suku bunga pada Maret 2024 semakin menipis.

Kemudian, ada pula pengaruh dari penguatan greenback yang menurunkan permintaan minyak dalam mata uang dolar dari investor. Sementara itu, untuk menjaga lonjakan harga minyak perlu adanya tambahan pasokan dari AS.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related