Hermawan Kartajaya Beberkan Kunci Sukses Berbisnis: Teladani Nabi Muhammad

marketeers article
Gelaran Indonesia Marketing Festival (IMF) di Semarang (Foto: MCorp)

Seorang pengusaha atau pemasar yang baru merintis bisnis kerap menjumpai berbagai macam tantangan yang menguji keberlanjutan usaha. Tak jarang kegagalan dalam menghadapi tantangan berujung pada usaha yang gulung tikar.

Hermawan Kartajaya, pakar pemasaran sekaligus Founder and Chairman MCorp menuturkan tidak mudah dalam memecahkan permasalahan yang terjadi pada dunia bisnis. Dengan begitu, pemasar perlu terus belajar dari pengalaman-pengalaman orang lain.

BACA JUGA: Hermawan Kartajaya Beberkan Kunci Sukses Hadapi Perubahan Pasar

Hermawan membeberkan salah satu kunci kesuksesannya mempertahankan bisnis adalah dengan meneladani nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, nilai tersebut bisa diterapkan semua orang dan terbukti efektif dalam menjaga keberlanjutan bisnis.

“Nabi Muhammad itu usia 25 hingga 40 tahun seorang pedagang yang jujur. Kemudian, usia 40 hingga 63 tahun beliau mengajar, jadi ketika mengajar sudah punya pengalaman berdagang,” katanya dalam Indonesia Marketing Festival (IMF) yang diselenggarakan MCorp di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (3/8/2023).

BACA JUGA: Lintas Generasi, Brand Hermawan Kartajaya Kian Engage dengan Gen Z

Hermawan menuturkan awal mula mempelajari ajaran Nabi Muhammad dalam berdagang ketika Indonesia tengah mengembangkan ekosistem bank syariah. Pada waktu itu, dia dipercaya menjadi salah satu konsultan.

Hal itu kemudian menjadi berkah bagi Hermawan lantaran dapat mempelajari nilai-nilai Nabi Muhammad dan menerapkannya dalam bisnis. Tak hanya itu, seiring dengan berjalannya waktu, Nabi Muhammad kemudian menjadi salah satu idolanya dalam menjalankan bisnis.

Bahkan, Presiden Abdurrahman Wahid kerap menjuluki Hermawan sebagai Ketua Nahdlatul Ulama (NU) cabang Katolik. Julukan tersebut tidak serta-merta didapatkan, namun lantaran Hermawan kerap menggunakan nilai-nilai luhur Nabi Muhammad dalam teori-teori pemasaran yang digagas.

“Jadi saya sering bilang ke teman-teman, kalau Umat Muslim tidak jadi entrepreneur ada yang salah. Nabi Muhammad saja merupakan seorang entrepreneur,” ujarnya.

Setelah mempelajarinya, Hermawan menyimpulkan Nabi Muhammad merupakan seorang pedagang yang memiliki jiwa creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL). Kemudian dikombinasikan dengan professionalism yang meliputi productivity, improvement, professionalism, dan management (PI-PM) dalam menjalankan bisnis.

Dalam teori yang digagas Hermawan pada bukunya Entrepreneurial Marketing, konsep ini menuntut pemasar memiliki kreativitas untuk mencari ide-ide baru yang berkelanjutan. Pemasar harus memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sekaligus memimpin kelompoknya.

Pemasar juga harus selalu fokus ke depan dalam memberikan arahan dengan konsep manajemen agar tepat sasaran. Tujuannya agar memiliki sikap proaktif yang dihadapi dalam mencari peluang bisnis, mengambil risiko, serta memiliki kemampuan dalam menjalankan operasional bisnis secara efisien.

“Dengan pendekatan ini, perusahaan-perusahaan dapat mengidentifikasi peluang baru, menciptakan inovasi, dan secara optimal menghadapi perubahan pasar, teknologi, dan tren bisnis untuk mencapai kesuksesan jangka panjang,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related