Kiat HEBAT Tanamkan Mental Entrepreneurship Bagi Para UKM

marketeers article

Usaha kecil dan menengah (UKM) telah menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia. Sektor ini mampu menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan data terakhir Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, UKM di Indonesia telah mencapai sekitar 63 juta. Hal itulah yang melandasi PT Harapan Bangsa Kita (HEBAT) hadir untuk membantu UKM meningkatkan bisnisnya agar dapat menciptakan lapangan kerja baru dan siap bersaing di pasar global.

Sebagai perusahaan akselerator, HEBAT telah berhasil memayungi beberapa merek UKM, di antaranya  Sang Pisang dan Ternakopi. Ansari Kadir yang akrab disapa Ari, CMO GK Hebat sekaligus Co-Founder Sang Pisang dan Co-Founder Ternakopi menyampaikan HEBAT dapat menjadi peluang untuk para pelaku UKM mendapat solusi dari beragam masalah yang kerap dihadapi oleh UKM di Indonesia.

HEBAT   membantu dari sisi pendampingan pengelolaan, permodalan, marketing, sales, dan operasional. Selain itu, memiliki tempat untuk para pelaku dan calon pelaku UKM maupun komunitas yang memiliki minat membangun bisnis, yakni HEBAT Urban Community dimana banyak program yang dihadirkan seperti festival.

“UKM di Indonesia kerap kesulitan menemukan target pasar yang sesuai. Model bisnis yang masih konvensional juga menjadi persoalan yang sering dihadapi. Di tengah perubahan digital yang secara tiba-tiba, pola pikir para pelaku UKM perlu diubah,” ujar Ari pada acara DSC 12 Webinar #12 yang bertajuk Exploring Immense Opportunities in Indonesia’s Retail Market and SMEs.

Ia menambahkan, UKM juga punya keterbatasan kemampuan untuk mengembangkan operasi bisnis yang lebih baik. Lalu, kesulitan dalam menemukan mitra yang tepat untuk mengembangkan bisnis agar menjangkau lebih banyak pelanggan. Menurutnya sistem dan pengelolaan yang baik dapat membawa bisnis lebih kuat.

“Tantangan para pelaku UKM ialah kreativitas. Apabila tidak kreatif dan berinovasi, bisnis akan bergeser dan hilang karena tidak relevan dengan tren dan kebutuhan konsumen yang berubah. Kreatif dan inovatif itu berbeda, sehingga perlu diintegrasikan agar hal kreatif yang dibuat bisa diimplementasikan,” tegas Ari.

Menurutnya, para pemain UKM perlu memiliki mental entrepreneurship, seperti memiliki growth mindset untuk bisa naik kelas. Dengan begitu, para pelaku UKM dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Tidak hanya memiliki mental entrepreneurship, tapi juga perlu memiliki roadmap business dan menerapkan Plan, Do, Check, Act sebagai pilar dari roadmap business.

“Kita harus merencanakan bisnis dengan matang, setelah itu dipikirkan kapan waktu yang tepat untuk eksekusi. Membuat roadmap business harus dibuat sebelum memulai bisnis. Mereka harus tau bisnis apa yang ingin dijalankan. Sebagai contoh, alasan saya memutuskan membuat bisnis dengan bahan baku pisang karena saya melihat pisang ini tersedia tanpa harus menunggu musim tertentu. Artinya, tidak akan ada masalah terkait supply chain atau ketersediaan untuk produksi,” ungkap Ari.

Setelah itu, pelaku UKM harus menentukan siapa target pasarnya. Ia memaparkan pelaku UKM perlu melakukan customer analysis. Mengenal konsumennya dengan mengidentifikasi target pasarnya mulai dari usia, lokasi hingga gender demographic. Ia menambahkan, dapat didukung juga dengan mengenali target pasar lewat psychographic seperti kebiasaan atau gaya hidup dan minat.

Tidak hanya itu, menganalisis bisnis melalui keunggulan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk menentukan strategi yang tepat perlu dilakukan agar dapat menentukan rencana bisnis yang tepat untuk mengoperasikan secara maksimal. Karena setiap konsumen berbeda, oleh sebab itu pendekatan yang dilakukan pun perlu disesuaikan.

“Kebanyakan para pelaku UKM selalu beranggapan bahwa modal merupakan fondasi utama. Pemikiran dan melihat kearah pasar lah yang terpenting. Banyak yang berpikir marketing itu hanya langkah memperkenalkan merek atau produk saja, padahal marketing adalah sebagian dari rencana bisnis. Ketika memiliki rencana bisnis yang baik, investor akan datang dan percaya untuk berinvestasi,” tutup Ari.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related