KIT Global: Data-Driven Marketing Tampil jadi Bekal Utama untuk Capai Pertumbuhan

Saat ini, semua bidang industri dihadapkan pada tekanan besar untuk memodernisasi strategi pemasaran mereka agar tetap kompetitif. Di tengah perubahan ini, pemasaran digital berbasis data atau data-driven marketing yang didorong oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) bukan lagi sekadar kemewahan, tetapi sudah menjadi kebutuhan.
Olga Dulinskaya, Chief Marketing Officer KIT Global mengatakan, perusahaan yang tidak memanfaatkan teknologi ini berisiko tertinggal dalam pasar konsumen yang semakin canggih. Dimana konsumen kini menginginkan personalisasi, kelincahan, dan dampak pada bisnis yang dapat lebih mudah diukur.
“Pergeseran menuju pemasaran berbasis AI adalah perkembangan yang alami. AI tidak hanya berharga dalam pemasaran, tetapi juga sangat bermanfaat dalam berbagai bidang lainya,” kata Dulinskaya dalam siaran pers kepada Marketeers, Senin (3/3/2025).
Para pemasar di Indonesia pun akan sangat terbantu oleh data-driven marketing. Mengingat, pasar Indonesia menyajikan tantangan dan peluang unik bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan strategi pemasarannya.
BACA JUGA: Invictus Blue Perluas Pasar dengan Data-Driven Marketing
Sebagai salah satu populasi paling beragam dan aktif secara digital di dunia, perilaku konsumen di Indonesia sangat terfragmentasi dan dinamis.
Sehingga, pendekatan pemasaran tradisional, yang bergantung pada segmentasi demografis yang luas, seringkali tidak efektif di pasar di mana hiper-personalisasi menjadi standar.
Menuruntya, alat berbasis AI kini memungkinkan perusahaan untuk melampaui penargetan umum dan memanfaatkan wawasan perilaku, interaksi waktu nyata, dan analitis prediktif untuk menyempurnakan pesan yang disampaikan.
Pendekatan berbasis data ini juga memastikan bahwa brand dapat menjangkau audiens yang tepat dengan pesan yang tepat pada waktu yang tepat, serta memaksimalkan investasi pemasaran.
BACA JUGA: KIT Global Bawa Solusi Berbasis AI untuk Dukung Seasonal Marketing
“Dengan mengumpulkan dan menganalisis sejumlah besar data, kita dapat memahami audiens dengan lebih dalam, memprediksi tren, dan membuat kampanye yang sangat terarah yang mendorong keterlibatan nyata,” ucapnya.
Terlebih, kini peran AI dalam pemasaran digital telah melampaui segmentasi audiens, karena teknologi ini juga telah mampu merevolusi cara brand berinteraksi dengan konsumen.
Lewat teknologi machine learning (ML), pengguna dapat menganalisis sentimen sosial, melacak tren media, bahkan memprediksi perubahan preferensi konsumen sebelum sepenuhnya muncul.
Kemampuan ini sangat berharga di pasar seperti Indonesia, di mana percakapan digital mempengaruhi keputusan pembelian dan persepsi merek.
“Dengan menggunakan alat pemantauan berbasis AI, perusahaan dapat merespons sentimen konsumen secara real-time, mengelola reputasi secara proaktif, dan menyesuaikan strategi pemasaran berdasarkan insights lapangan yang dapat segera ditindaklanjuti,” kata dia.
BACA JUGA: Tiga Persepsi Keliru Pemasar Tentang Data-Driven Marketing
Salah satu keuntungan paling signifikan dari data-driven marketing adalah kemampuannya untuk mengoptimalkan kinerja melalui pembelajaran berkelanjutan.
Berbeda dengan kampanye tradisional yang bergantung pada perencanaan statis, pemasaran berbasis AI bersifat dinamis dan iteratif. Algoritma menganalisis kinerja kampanye secara real-time, mengidentifikasi elemen mana yang paling resonan dengan konsumen, dan menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.
Ini memastikan bahwa bisnis tidak hanya menjangkau audiens target mereka, tetapi juga memaksimalkan tingkat keterlibatan dan konversi.
Dulinskaya menekankan bahwa pendekatan data-driven marketing sangat efektif di pasar Indonesia yang bergerak cepat, di mana tren digital bisa berubah dengan cepat.
“Bisnis di skala apapun, mulai dari startup yang sedang membangun brand awareness atau pun perusahaan yang sudah mapan dan sedang menyempurnakan brand positioning akan sangat memerlukan data-driven marketing untuk memastikan bahwa upaya pemasaran selalu selaras dengan kebutuhan dan ekspektasi konsumen,” ucapnya.