Konsumsi Produk Halal Diproyeksikan Capai US$ 281,6 Miliar Tahun 2025

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan hingga tahun 2025 konsumsi produk halal mencapai US$ 281,6 miliar atau setara Rp 4.226 triliun (kurs Rp 15.010 per US$). Hal ini seiring dengan perkembangan gaya hidup dan perkembangan ekonomi syariah.

Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian menuturkan Indonesia adalah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, yaitu sebesar 241,7 juta pada tahun 2022 atau 87% dari total 277,75 juta jiwa. Dengan begitu, Indonesia saat ini menjadi konsumen produk halal tertinggi di dunia.

BACA JUGA: Halal Value Chain Diperkirakan Tumbuh 5,3% pada Tahun 2023

“Industri halal adalah bagian dari industri pengolahan yang berfokus dalam peningkatan nilai tambah atau value added dan diharapkan akan menjadi salah satu penggerak perekonomian nasional. Indonesia sudah sewajarnya menjadi tuan rumah bagi produk halal di negaranya sendiri sekaligus mengisi pasar dunia, bahkan menjadi pemain utama dalam kancah internasional sebagai produsen produk halal,” kata Agus melalui keterangannya, Kamis (27/7/2023).

Menurutnya, untuk mengembangkan ekosistem industri halal di Indonesia, pemerintah terus melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan memberikan penghargaan Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2023 kepada pelaku industri halal yang berhasil memberikan kontribusi untuk bisnis ini.

BACA JUGA: Survei: Mayoritas Konsumen Indonesia Terlindungi Logo Halal

Kemenperin menggelar IHYA pertama kali pada tahun 2021 yang melahirkan 14 pemenang serta satu penghargaan Best of The Best. Pada penyelenggaraan tahun 2022, IHYA diserahkan kepada 20 pemenang ditambah satu pemenang penghargaan Best of The Best.

Dalam penyelenggaraan IHYA pada tahun 2023 yang merupakan ketiga kalinya, Kemenperin akan memberikan 21 penghargaan, antara lain bagi inovasi halal terbaik, program sosial kemasyarakatan terbaik, rantai pasok halal terbaik, industri kecil terbaik, dan kawasan industri halal terbaik. Selanjutnya, penghargaan juga diberikan untuk ekspansi ekspor terbaik, program halal terbaik, serta dukungan finansial halal terbaik. 

“Kami terus berupaya agar penghargaan ini dapat merangkul seluruh ekosistem industri halal, sehingga beberapa penyesuaian pada kategori serta turunannya dilakukan agar seluruh stakeholder halal dapat turut berpartisipasi,” ucapnya.

Di sisi lain, untuk rantai pasok industri halal atau halal value chain (HVC) akan tumbuh 4,5% hingga 5,3% pada tahun 2023. Sektor ini juga diperkirakan bisa memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Indonesia menjelaskan HVC mencakup berbagai komoditas industri, seperti pertanian dan makanan halal, fesyen, jasa keuangan, dan pariwisata ramah Muslim. Semua komoditas ini memiliki potensi yang cukup besar.

Bahkan, Ma’ruf Amin menyebut kontribusinya menopang ekonomi nasional mencapai 25%. Termasuk pula di dalamnya sektor jasa keuangan syariah atau surat berharga syariah negara (SBSN).

Bagi pembangunan nasional, sejak tahun 2013 SBSN telah mendukung pembiayaan produktif untuk 3.593 proyek dengan total pembelian sebesar Rp 173,8 triliun.

“Dengan besarnya potensi yang dapat digali dan dikontribusikan dari ekonomi syariah, sudah semestinya Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi syariah terbesar di dunia,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related