Dalam dunia komunikasi pemasaran yang makin kompleks dan terstandardisasi, pertanyaan penting muncul: apakah kreativitas masih menjadi prioritas utama merek? Kini, ekosistem pemasaran telah memiliki pakem yang dianggap ideal.
Mulai dari lima detik pertama yang harus menampilkan logo, hingga kewajiban menyematkan call to action (CTA). Standar ini, seperti yang ditetapkan oleh lembaga pengukuran, seperti Kantar PowerMetrics, memang dinilai mampu memberikan hasil yang terukur.
Namun, bagi Rudolf Tjandra, CEO & President Director Kalbe Nutritionals, yang telah lebih dari 30 tahun berkecimpung di industri consumer goods, standardisasi bukanlah akhir dari segalanya. Dikenal sebagai pakar transformasi bisnis yang telah membantu banyak perusahaan berkembang dan bangkit menjadi market leader, Rudolf memberikan sudut pandang yang tegas: kreativitas tetap menjadi prioritas utama.
“Kalau dari awal merek kamu tidak bisa mendapatkan perhatian, ya lupakan saja. Mereka tidak akan tertarik untuk tahu lebih jauh soal produkmu,” kata Rudolf saat ditemui oleh Marketeers beberapa waktu lalu di Jakarta.
BACA JUGA: Inovasi, Kreativitas, dan Sustainability jadi Strategi Good Day Gaet Gen Z
Bagi Rudolf, kreativitas bukan hanya soal menarik perhatian, tetapi tentang menyampaikan cerita yang unik dan autentik. “We want to create a story,” ujarnya.
Menurutnya, komunikasi yang baik bukan hanya menjelaskan manfaat produk suatu merek, tetapi juga menghubungkan produk tersebut secara emosional dengan kehidupan konsumen. Contoh konkretnya adalah produk Extra Joss Ultimate dari Extra Joss, merek minuman energi dari PT Bintang Toedjoe (anak perusahaan Kalbe) yang mengandung green coffee.
Rudolf menjelaskan jika hanya menerapkan standar lima detik, komunikasi yang bisa disampaikan tidak jauh dari penyebutan kandungan green coffee. Padahal, itu saja tidak cukup.
“Yang penting itu bukan cuma mengomunikasikanx bahwa produk merek ini mengandung green coffee, tetapi lebih kepada mengapa kandungan tersebut penting, apa dampaknya bagi orang, bagaimana kandungan tersebut membuat mereka tetap fokus dan produktif,” ujarnya.
Menurutnya, setiap kanal komunikasi memiliki perannya masing-masing. Namun, pendekatan satu arah yang hanya mengikuti template lima detik tak selalu efektif.
BACA JUGA: Rayakan Kreativitas Tanpa Batas, NOD Luncurkan Kolaborasi Tiga Dunia
“Butuh lebih dari sekadar lima detik. Yang lebih penting adalah bagaimana merek bisa benar-benar menyampaikan Extra Joss secara unik dan autentik. Melalui pendekatan ini, merek tidak hanya menjadi relevan, tetapi juga layak diperbincangkan,” ucap Rudolf.
Ia juga menekankan pentingnya storytelling dalam komunikasi pemasaran.
“Bayangkan saja, siapa yang mau ngobrol sama pasangannya lalu tiba-tiba bahas kandungan produk? Nggak ada. Tapi, kalau kamu punya cerita yang menarik tentang produk tersebut, yang relate, itu baru bisa jadi bahan obrolan yang menarik,” katanya.
Bagi Rudolf, formula komunikasi yang efektif dirumuskan dalam tiga kata kunci: uniquely, authentically, and talkably. Artinya, pesan komunikasi yang disampaikan merek harus tampil beda, disampaikan dengan cara yang jujur dan nyata, serta cukup menarik untuk diperbincangkan.
Sebagai penutup, Rudolf menegaskan keberhasilan komunikasi bukan hanya diukur dari angka klik atau recall semata. Lebih dari itu, keberhasilan sejati datang dari kemampuan merek membangun hubungan dengan konsumennya. Hubungan itu, selalu dimulai dari cerita yang menyentuh.
“Pada akhirnya, komunikasi itu bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi membangun koneksi. Kreativitas merek adalah jembatannya,” tutur Rudolf.
Editor: Ranto Rajagukguk