Kuartal I Tahun 2023, BSI Kantongi Fee Based Income Rp 64 Miliar

marketeers article
Bank Syariah Indonesia. (FOTO: Dok BSI)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI mengantongi fee based income BSI Mobile sebesar Rp 64 miliar pada kuartal I tahun 2023. Capaian itu meningkat 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Layanan digital BSI dikemas dalam BSI Mobile yang didesain sebagai one stop solution sebagai sahabat finansial, sahabat sosial dan sahabat spiritual,” kata Hery Gunardi, Direktur Utama BSI dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Menurut dia, cara tersebut terbukti efektif yang mana saat ini jumlah pengguna BSI Mobile mencapai 5,18 juta pengguna, naik sebesar 37% secara yoy. Jumlah ini terus meningkat seiring dengan preference masyarakat dengan gaya hidup syariah.

BACA JUGA: BSI Catat Pembiayaan Gadai dan Cicil Emas Tembus Rp 5,93 Triliun

Pihaknya optimistis peluang ekonomi syariah menjadi market leader sangat besar, ditambah potensi pasar yang mulai melihat bahwa perbankan syariah kompetitif, resilien terhadap goncangan. Dukungan dari digitalisasi yang makin memudahkan masyarakat berinteraksi dengan bank syariah menjadi peluang penting yang perlu dimanfaatkan ketika terlibat dalam sektor ekonomi syariah.

“Dalam waktu dekat, BSI menjajaki kerja sama dengan sejumlah pemangku kepentingan sehingga instrumen keuangan syariah mampu diadopsi dan dielaborasi dengan lembaga keuangan lainnya,” ujar Hery.

Untuk target dan strategi perusahaan tahun 2023, BSI tetap fokus pada lini bisnis yang terbukti memberikan impak positif di antaranya konsumer, wholesale, dan usaha mikro kecil menengah (UKM). Per Maret 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan keuangan berkelanjutan dengan nilai Rp 51,46 triliun atau 24,13% dari total pembiayaan BSI.

BACA JUGA: Gandeng Alfamart, BSI Luncurkan Fitur Tarik Tunai Tanpa Kartu

Selain itu, pihaknya juga melakukan Green Economy dengan program penempatan Mesin Penukar Botol/ Reverse Vending Machine. Pada 2022, pemasangan mesin ini berada di 23 titik lokasi di Jabodetabek dan Bali.

Hingga kuartal I tahun 2023, ada penambahan sepuluh titik lokasi pemasangan dengan perkiraan pengurangan jejak karbon sebesar 21 Ton CO2. Melihat dari sisi penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG), BSI terus mengimplementasikan green economy dan ekonomi berkelanjutan yang diimplementasikan melalui berbagai program socioeconomic.

Misalnya, Desa BSI yang berjumlah sepuluh desa di seluruh Indonesia dengan penerima manfaat sebanyak 3.066 orang dengan total penyaluran sebesar Rp 5,4 miliar. Kemudian program spiritual yang salah satunya adalah Program Manajemen dan Inovasi Masjid serta Program Da’i dengan total penyaluran sebesar Rp 2,6 miliar.

“BSI juga memiliki program beasiswa dan bantuan kesehatan masyarakat dengan total penyaluran Rp 10,8 miliar serta Charity & Environment berupa program lingkungan hidup (pengurangan sampah plastik), program bantuan kebencanaan dan sosial lainnya dengan total penyaluran sebesar Rp 14,4 miliar,” ucapnya.

Penyaluran zakat juga telah dilakukan BSI pada tahun 2022 sebesar Rp 173 miliar yang terdiri atas zakat perusahaan dan karyawan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) di Istana Negara, Jakarta.

“Nilai zakat perusahaan ini merupakan yang terbesar di Indonesia. Dengan naiknya kontribusi zakat ini, BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, dapat semakin memberikan nilai lebih bagi masyarakat dan penerima zakat sesuai asnaf,” tutur Hery.

Related