Kuasai Pasar Food Delivery di ASEAN, Transaksi GrabFood Tembus US$ 7,6 Miliar

marketeers article
Bangkok, Thailand June 7, 2020 : Motorbike at the street, Food delivery service through its app Grabfood

Perusahaan rintisan (startup) asal Singapura, Grab sukses menguasai pangsa pasar layanan pesan-antar makanan atau food delivery di Asia Tenggara (ASEAN). Berdasarkan laporan perusahaan riset Momentum Works yang baru-baru ini dirilis, transaksi food delivery di ASEAN yang dilakukan melalui GrabFood mencapai US$ 7,6 miliar atau setara Rp 109 triliun (kurs Rp 14.356 per US$).

Chief Executive Officer (CEO) Momentum Works Jianggan Li mengatakan, nilai tersebut merupakan gross merchandise value (GMV) atau nilai total barang dagangan yang dilakukan. Termasuk,  semua pesanan ada, seperti layanan yang gagal, dibatalkan, dan pesanan dikembalikan.

“Grab menguasai market share sebesar US$ 7,6 miliar yang diikuti oleh Foodpanda dan GoJek dengan penguasaan masing-masing sebesar US$ 3,4 miliar serta US$ 2 miliar. Kemudian, disusul oleh LINEMAN dan ShopeeFood sebesar US$ 0,9 miliar. Lalu, ada pula Deliveroo US$ 0,3 miliar, RobinHood US$ 0,2 miliar, Baemin US$ 0,1 miliar, serta Makanan AirAsia US$ 0,04 miliar,” ujar Jianggan melalui keterangan yang diterima Marketeers.com, dikutip Senin (31/1/2022).

Menurut dia, dari sisi pasarnya, tiga negara terbesar adalah Indonesia, Thailand, dan Singapura. Hasil tersebut sama seperti yang terjadi pada tahun 2020. Sementara itu, Thailand dan Malaysia mengalami pertumbuhan tertinggi secara tahunan pada 2021 yang mencerminkan daya konsumsi di negara-negara ini, meskipun tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19.

Jianggan menyebut Vietnam jadi negara dengan pertumbuhan industri food delivery terendah di ASEAN. Pasalnya, di negara tersebut sempat diberlakukan karantina wilayah atau lockdown termasuk di kota Ho Chi Minh pada semester II tahun 2021. Saat kebijakan tersebut diberlakukan, layanan pesan antar makan pun tak diizinkan beroperasi dengan alasan meminimalisasi penyebaran wabah.

“Grab masih berkontribusi setengah dari total GMV kawasan ASEAN, sementara ShopeeFood telah berkembang dari yang sebelumnya hanya ada Vietnam, lalu  menjadi Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Di sisi lain, GoJek telah melepaskan bisnisnya di Thailand dan melihat adanya pengurangan pasar di Vietnam,” ujarnya.

Sementara itu, secara keseluruhan industri food delivery di ASEAN pada tahun 2021 tumbuh sebesar 30% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Nilai transaksinya menembus US$ 15,5 miliar atau setara Rp 223,7 triliun.

“Industri food delivery di ASEAN terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Dimulai dari tahun 2018 ke tahun 2019 meningkat sebesar 91%, lalu tahun 2019 ke 2020 naik tajam sebesar 183% dan tahun 2020 ke 2021 naik sedikit sebesar 30%,” tandasnya.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related