Luar Biasa! Begini Cara Disney Raup Pendapatan Miliaran Dolar AS

marketeers article
pendapatan Disney hingga miliaran dollar | sumber: 123rf

Dunia entertainment terus mengalami perkembangan. Salah satu pemain terkuat adalah The Walt Disney Co. yang menjadi perusahaan entertainment global yang mengoperasikan taman hiburan, resor, siaran televisi, perfilman hingga layanan streaming online.

Dalam operasionalnya, Disney juga menghadapi banyaknya persaingan, mulai dari Paramount, Netflix, Sony Group, Amazon, Apple Inc., SeaWorld Entertainment Inc., dan masih banyak lagi. Pada Februari 2023, Disney mengumumkan bahwa keuangan pada kuartal pertama (Q1) tahun 2022 telah berhasil membukukan laba bersih sebesar U$ 1,2 miliar yang telah naik sebanyak 64 kali lipat. 

Untuk pendapatannya sendiri telah naik 34,3% (yoy) menjadi US$ 21,8 miliar. Kinerja keuangan tersebut menunjukkan bagaimana dampak buruk Pandemi COVID-19 sejak awal tahun 2020. Lini bisnis Disney seperti taman hiburan, resor, pelayaran kapal, dan produksi film serta TV menjadi yang terdampak besar. 

Lalu, bisnis apa saja yang berkontribusi pada pendapatan Disney? Simak penjelasannya berikut ini:

Lini bisnis Disney

Mulai dari kuartal 2021, Disney mulai mengatur ulang segmen bisnis mereka menjadi dua segmen utama, yaitu Disney Media and Entertainment (DMED) dan Disney Parks, Experiences, and Products (DPEP). Lini DMED mencakup bisnis media dan hiburan Disney dengan tiga komponen, yaitu linear networks, direct-to-customer, content sales/licensing and other. 

Berikut penjelasan yang disadur dari Investopedia.

1. DMED: Linear Networks

Lini Disney Linear Networks mengoperasikan properti, baik domestik dan internasional, seperti Disney, ESPN, dan National Geographic: jaringan televisi, delapan stasiun televisi domestik, dan 50% investasi ekuitas di A+E Television Networks. 

Lini bisnis ini mampu menyumbangkan pendapatan hingga US$ 7,7 miliar pada Q1 tahun 2022, sedikit lebih tinggi dari pendapatan pada Q1 tahun 2021. Namun, pendapatan operasional mengalami penurunan 13,3% yoy menjadi US$ 1,5 miliar. 

Secara keseluruhan, segmen ini mampu menyumbang sekitar 35% dari total pendapatan dan 38% dari total pendapatan operasional. 

BACA JUGA: Subscription: Model Bisnis Berlangganan Jaga Hubungan Pelanggan

2. DMED: Direct-to-customer (DTC)

Lini ini berkaitan dengan layanan streaming, mulai dari Disney+, Disney+ Hotstar, ESPN+, Hulu, dan Star+. Lini ini berhasil meraup pendapatan sebesar US$ 4,7 miliar pada Q1 2022 dengan kerugian operasional mencapai US$ 593 juta.

Nilai kerugian tersebut naik dari US$ 466 pada tahun lalu. Untuk segmen DTC ini menyumbang 21% dari keseluruhan total pendapatan Disney.

3. DMED: Content Sales/Licensing and Other

Operasional dari lini bisnis ini adalah menjual konten film dan televisi ke layanan TV pihak ketiga dan video-on-demand (VOD) berlangganan. Selain itu, Disney juga mengelola distribusi teater, hiburan rumah, musik, pentas, dan lainnya hingga ke seluruh dunia. 

Lini ini tercatat mampu menghasilkan pendapatan hingga US$ 2,4 miliar pada Q1 tahun 2022 dengan kenaikan sebagai 42,9% dibanding tahun sebelumnya. Kerugian operasional yang tecarar pada segmen ini adalah US$ 98 juta dan menunjukkan penurunan yang signifikan dibanding tahun lalu sebesar US$ 188 juta.  

Segmen content sales/licensing and other ini menyumbang 11% dari total pendapatan. 

4. Disney Parks, Experiences, and Products (DPEP)

Lini bisnis DPEP ini terdiri dari taman hiburan dan resor yang ada di Florida, California, Hawaii, paris, Hong Kong, dan Shanghai. Pendapatan utamanya berasal dari penjualan tiket masuk taman hiburan, makanan, minuman, merchandise, penginapan resor, liburan, royalti, dan perizinan kekayaan intelektual. 

Lini ini menghasilkan pendapatan sebesar US$ 7,2 miliar pada Q1 tahun 2022 dengan kenaikan sebesar 101,6% dari kuartal yang sama dibanding tahun lalu. Pendapatan operasionalnya mencapai US$ 2,5 miliar dengan kenaikan signifikan dari kerugian operasional sebesar US$ 119 juta pada tahun 2021. 

Lini DPEP ini cukup memberikan kontribusi sebesar 33% dari total pendapatan Disney dan sekitar 62% dari total pendapatan operasional.

BACA JUGA: Freemium: Taktik Marketing Startup dengan Model Bisnis Internet

Pengembangan Disney saat ini

Pada 15 Februari 2022, Reuters mengumumkan Disney telah menunjukkan satu eksekutif perusahaan yang akan memimpin strategi Metaverse. Chief Executive Officer (CEO) Bob Chapek menunjuk Mike White untuk memegang kendali pada Distribusi Media dan Hiburan perusahaan sebagai Senior Vice President of Next Generation Storytelling and Consumer Experiences. 

White bertanggung jawab atas bagaimana merancang strategi untuk memberikan pengalaman Metaverse yang mengagumkan kepada pelanggan Disney pada masa mendatang. Disney juga mengumumkan bahwa mereka sedang mendirikan pusat penciptaan konten internasional yang berguna untuk mendukung perluasan bisnis layanan streaming ke berbagai penjuru dunia pada 19 Januari 2022 lalu. 

Inisiatif ini dipegang langsung oleh Rebecca Campbell. Kinerja baik yang diperoleh Disney dari berbagai lini bisnis yang dilakukannya salah satunya adalah berkat keberagaman dan inklusivitas perusahaan. 

Sebagai bagian dari upaya Disney untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberagaman di perusahaan, Disney mengedepankan transparansi dan komitmennya terhadap keberagaman, inklusivitas, dan tanggung jawab sosial. 

Hal ini diterapkan Disney dalam keragaman dewan direksi dan tenaga kerjanya, terutama untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan. Keragaman ini baik berdasarkan ras, gender, kemampuan, dan faktor lainnya. 

Banyak keuntungan yang didapat perusahaan ketika menerapkan keberagaman dan inklusivitas ini, mulai dari budaya perusahaan yang menjadi terbuka, memiliki banyak ide inovasi, terbuka atas berbagai opsi pilihan strategi untuk meningkatkan efektivitas keputusan. 

Hal inilah yang dijadikan kunci bagi Disney untuk dalam meraup keuntungan hingga miliaran dollar dalam satu tahun meski berada dalam masa transisi pasca pandemi.

BACA JUGA: Dukung Penciptaan Nilai Panas Bumi, Pertamina Optimalkan Model Bisnis

Editor: Ranto Rajagukguk

Related